BAB I
MATA KULIAH
ANALISA
KELAYAKAN PABRIK
POKOK
BAHASAN
KESEIMBANGAN LINI LINTASAN PERAKITAN
(LINE BALANCING)
Oleh : Ir. Rudy
Yulianto, M.T
Materi : Pengertian, Permasalahan Keseimbangan Lintasan, Data Masukan, dan
Langkah-Langkah Yang Diperlukan Dalam Line Balancing.
1.1. Pengertian
Line Balancing
adalah Proses pembagian pekerjaan kepada stasiun-stasiun atau pusat kerja
(work station) sedemikian rupa sehingga diperoleh
keseimbangan setiap work station.
keseimbangan setiap work station.
1. Pusat
kerja (work station) adalah Kumpulan beberapa elemen kerja yang
merupakan satu kesatuan.
2. Elemen
kerja adalah Satuan kerja terkecil dari
suatu proses produksi, misalnya
pengecekan kualitas barang jadi.
Tujuan
akhir dari line balancing adalah Meminimasi waktu menganggur di tiap stasiun kerja, sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi.
2. Data
Waktu Baku Pekerjaan Tiap Operasi
Data waktu yang diturunkan dari
perhitungan waktu baku pekerjaan operasi perakitan.
3. Waktu
Siklus Yang Diinginkan
Waktu siklus yang diinginkan diperoleh
dari kecepatan produksi lintasan perakitan tersebut atau dari waktu operasi
terpanjanng jika waktu siklus yang diinginkan lebih kecil dari waktu operasi
terpanjang.
1.4. Langkah-Langkah Yang Diperlukan Dalam Line Balancing
§ Langkah 1 : Mencari
Pekerjaan
Pekerjaan dirinci sesuai dengan
elemen-elemen kerja yang ada.
§ Langkah 2 : Mencari
Waktu Setiap Elemen Kerja
Waktu yang diperlukan oleh setiap elemen
kerja untuk membuat satu buah atau satuan barang harus ditentukan terlebih
dahulu. Cara menentukannya dapat menggunakan standar yang ada. Apabila mesin
biasanya sudah diketahui standarnya secara teknis.
§ Langkah 3 : Menyusun
Precedence Diagram
Untuk memudahkan analisis, maka
hubungan-hubungan kerja disusun dalam suatu diagram jaringan kerja yang disebut
sebagai Precedence Diagram. Dalam
diagram ini elemen kerja diberi symbol lingkaran dan hubungan kerja yang terdahulu
diberi nomor lebih kecil dari elemen kerja yang mengikutinya.
§ Langkah 4 : Menghitung
Waktu Siklus (cycle time)
Cycle time adalah Maksimum waktu untuk mengerjakan
satu buah atau satuan barang pada setiap stasiun kerja (work station),
dirumuskan sebagai berikut :
Ct = 1/r (3600 detik) (1-1)
Dimana :
Ct = Cycle time
r
= Hasil produksi setiap jam
§ Langkah 5 : Menghitung
Jumlah Minimum Work Station
Jumlah minimum work station (sering
disebut juga Theoritical Minimum),
dirumuskan sebagai berikut :
Tm = n = t/Ct (1-2)
Dimana
:
Tm = n = Jumlah minimum work
station
T = Jumlah jam kerja dari semua elemen
kerja
yang ada
Ct = Cycle time
§ Langkah 6 : Menentukan
Alternatif Pengelompokkan Anggota
Station
Tentukan alternative-alternatif
pengelompokkan mesin-mesin atau elemen-elemen kerja yang ada, yang memungkinkan
dibentuknya work station. Banyaknya work station sesuai dengan jumlah stasiun
minimum.
§ Langkah 7 : Menghitung
Waktu Komulatif Setiap alternatif
Hitung waktu komulatif setiap
alternative work station. Waktu alternative tersebut jangan sampai melebihi cycle time.
§ Langkah 8 : Menentukan
Work Station
Pilihlah kelompok elemen-elemen kerja
yang membentuk work station dengan waktu komulatif tidak melebihi cycle time, tetapi meminimumkan waktu
menganggur.
§ Langkah 9 : Menghitung Total
Waktu Mengganggur, Persentase
Waktu Mengganggur, dan Efisiensi line
balancing
a). Total waktu
menganggur dalam suatu work station (idle
time) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Cycle time dikurangi dengan
waktu komulatif semua elemen kerja.
b). Persentase waktu menganggur dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
i
% Waktu Mengganggur = --------------- (1-3)
n . Ct
i
= Total
waktu menganggur
n
= Jumlah minimum work station
b). Tingkat efisiensi line balancing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
t
% Efisiensi line balancing = ------------ (1-4)
n . Ct
Dimana
:
t = Jumlah
jam kerja dari semua elemen kerja yang ada
Pustaka
[1]. Ariyoto, Kresnohadi, “Feasibility Study”, Penerbit Mutiara,
2009, Jakarta.
[2]. Herjanto, Eddy, “Analisa Kelayakan Pabrik”, PT. Erlangga, 2010, Jakarta.
[3]. Soeharto, Iman, “Manajemen Proyek”, PT. Erlangga, 2007, Jakarta.
BAB II
MATA KULIAH
ANALISA KELAYAKAN
PABRIK
POKOK BAHASAN
PENJADWALAN
DAN PENGAWASAN PROYEK DENGAN
METODA PERT
Materi : Karakteristik
Dasar PERT, Metodologi & Komponen-Komponen PERT, Waktu Kegiatan, dan
Estimasi Probabilitas Waktu Penyelesaian Yang Dijadwakan
2.1.
Karakteristik Dasar
PERT
PERT
(Program Evaluation and Review Technique)
merupakan Suatu Metode analitik yang
dirancang untuk membantu dalam penjadwalan (scheduling) dan pengawasan yang kompleks
dengan memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan
tertentu dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan
lain.
Analisa
jaringan kerja (network) ini secara
umum sangat menolong dalam :
1. Perencanaan
suatu proyek yang kompleks.
2. Penjadwalan
pekerjaan-pekerjaan yang sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.
3. Mengadakan
pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
4. Penjadwalan
ulangan untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-keterlambatan.
BAB III
MATA KULIAH
ANALISA KELAYAKAN
PABRIK
POKOK BAHASAN
PERAMALAN (FORECASTING)
Oleh :
Ir. Rudy Yulianto, M.T
Materi
: Pengantar Sistem Pendukung Keputusan Forecasting,
Catatan
Teknis
Program
Forecasting
(TSFC), Cara Penyelesaian Permasalahan (Solving Problem).
3.1. Pengantar Sistem
Pendukung Keputusan Forecasting
Program ini mempraktekkan
time series forecasting dan linear regresi. Metode time series meliputi simple
average, moving average, dengan atau tanpa trend, singgle dan double
exponential smoothing dengan atau tanpa trend, adaptive exponential smoothing,
linear regresion, dan winters model serta metode forecasting yang
lainnya.program ini dapat mengolah data historis lebih dari 1000 data yang
bergantung pada memori komputer. Pada program dapat menambah atau mengurangi
data historis untuk waktu yang berjalan dengan memilih memodifikasi data asli.
Ketika mempraktekkan time series forecasting, anda mungkin diminta untuk
menyediakan parameter untuk model
spesifik yang anda pilih, atau dengan TSFC search (criterion search) untuk
parameter terbaik yang didasarkan pada ukuran performansi yang
dispesifikasikan. TSFC mengikuti anda untuk menentukan inisial nilai seperti inisial
forecast dan index seasonality. Anda dapat memilih beberapa option dalam
memplotingkan hasil daari forecasting.
3.2. Catatan Teknis
Program Forecasting (TSFC)
- TSFC
menghitung peramalan berdasarkan data historis (time series data). Model
time series forecasting yang tersedia adalah :
a.
Simple
average
b.
Weighted
moving average
c.
Moving
average with linear trend
d.
Single
exponential smoothing
e.
Exponential
smoothing with linear trend
f.
Dan
lain-lain
- beberapa
metode memerlukan pemakai untuk memasukkan parameter tambahan. Sebagai
contohnya, moving average memerlukan jumlah dari periode yang berjalan
(moving periods), dan exponential smoothing meemrlukan smoothing constan dan atau
trend constan.
- Terdapat
empat ukuran performance yang disediakan dalam TSFC untuk time series
forecasting. Keempat ukuran performance tersebut adalah mean absolut
deviation (MAD), mean square deviation (MSD), mean absolut percent error
(MAPE), cumulative forecast error (CFE).
- Berdasarkan
salah satu dari empat ukuran performance diatas, program dibiarkan mencari
parameter terbaik untuk model spesifik yang berdasarkan pada tersedianya
rentang parameter.
- Pada
time series forecasting tersedia pilihan dalam memplotkan peramalan dengan
layar dengan skala yang berbeda.
3.3. Cara Penyelesaian Permasalahan (Solving Problem)
Dalam seksi ini, akan diberikan contoh
kasus untuk menunjukkan bagaimana cara dalam memasukkan dan menyelesaikan
masalah.
Contoh kasus
Volume penjualan dari perusahaan untuk dua puluh empat
bulan terakhir ditunjukkan pada tabel 3.1. Dengan menggunakan single
BAB IV
MATA KULIAH
ANALISA KELAYAKAN
PABRIK
POKOK BAHASAN
PENJADWALAN PEKERJAAN (JOB SHOP)
Oleh :
Ir. Rudy Yulianto, M.T
Materi : Pengantar Sistem Pendukung Keputusan Job Shop,
Catatan
Teknis
Program
Job
Shop, Cara Penyelesaian Permasalahan (Solving Problem).
4.1. Pengantar Sistem
Pendukung Keputusan Job
Shop
Program
ini untuk menyelesaikan permasalahan job shop yang umum dengan menggunakan
aturan heuristik. Pekerjaan dalam job shop biasanya memiliki operasi dan urutan
yang berbeda dari mesin yang berbeda.
Aturan umum yang biasanya digunakan adalah SPT, LPT, RANDOM, FSFS, LCFS, MWKR,
EDD, SLACK, dan beberapa lainnya yang digunakan dalam program untuk menyelesaikan
masalah. Dalam program ini juga dapat menentukan priority indek untuk setiap
pekerjaan, memilih salah satu aturan untuk pengambilan keputusan utama dan
memilih tie-breaker yang berpengaruh pada aturan yang digunakan. Program ini
juga disediakan heuristik rule yang dapat menemukan solusi terbaik untuk
criteria yang dipilih. Criteria yang dapat dipilih meliputi makespan, mean completion time, mean
waiting time, mean lateness, work in process, mean machine utilization, dan
beberapa yang lainnya. Input yang dibutuhkan program meliputi waktu proses, due
dates, priority indek, routing, dan atau bobot untuk tiap pekerjaan.
4.2. Catatan Teknis
Program Job Shop
- Job
shop disusun dari sekumpulan mesin atau stasiun kerja. Penjadwalan yang
feasible untuk satu set pekerjaan didefinisikan sebagai penugasan dari
operasi untuk mesin tanpa constrain kapasitas.
- Aturan
dispatching yang disediakan oleh job shop dalam memilih operasi untuk yang
dikenakan pada mesin adalah :
·
SPT
(Shortest Process Time) : memilih operasi dengan waktu operasi yang terpendek.
·
LPT
(Longest Process Time) : memilih operasi dengan waktu operasi terpanjang.
·
RANDOM
(Random Assignment) : memilih operasi secara acar (random).
·
FCFS
(Frist Come, Frist Served) : job yang yang pertama dating dikerjakan terlebih
dahulu.
·
LCFS
(Last Come, Frist Served) : job yang terakhir dating yang dikerjakan terlebih
dahulu.
·
MWKR
(Most Work Remaining) : memilih operasi dengan pekerjaan yang mempunyai
pekerjaan sisa yang paling banyak yang dikerjakan terlebih dahulu.
·
EDD
(Earliest Due Date) : memilih pekerjaan dengan due date yang yang paling
awal.
·
Dan
bebrapa aturan lain yang dapat dilihat pada fsailitsa Help pada program.
- Beberapa
criteria performansi atau keberhasilan dalam program job shop :
MC :
Weighted mean
completion time (bobot rata-rata waktu
penyelesaan) MC = (Siwi Ci) / (Siwi)
Wmax :
Maximum waiting time
(waktu menunggu maksimum)
Wmax = maxi Wi
MW :
Weighted mean waiting time (bobot rata-rata waktu menunggu.
MW = (Siwi Wi) / (Siwi)
Fmax :
Maximum flow time
(waktu alir maksimum)
Fmax = maxi Fi
MF :
Weighted mean flow
time (bobot rata-rata waktu alir)
MF = (Siwi Fi) / (Siwi)
Lmax :
Maximum lateness
(kelambatan maksimum)
Lmax = maxi Li
ML :
Weighted mean
lateness (bobot rata-rata kelambatan)
ML = (Siwi Li) / (Siwi)
Emax :
Maximum earliness
Emax = maxi Ei
ME :
Weighted mean
earliness
ME = (Siwi Ei) / (Siwi)
Tmax :
Maximum tardiness
Tmax = maxi Ti
MT :
Weighted mean
tardiness
MT = (Siwi Ti) / (Siwi)
NT :
Number of tardy jobs
NT = |{i | Ci > di}|
WIP :
Mean work in process
(rata-rata kerja dalam proses)
WIP = Average of Nt over Cmax
MU :
Mean machine
utilization (rata-rata utilitas mesin)
TJC : Total job costs (biaya total pekerjaan), including idle,
busy,
early, and late
costs
TMC : Total machine costs (biaya total mesin), including idle,
and
busy costs
TC :
Total costs (biaya
total) = TJC + TMC
BAB V
MATA KULIAH
ANALISA KELAYAKAN
PABRIK
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (REQUAIREMENTS
PLANNING MATERIAL
= MRP)
Oleh :
Ir. Rudy Yulianto, M.T
Materi : Pengantar Sistem Pendukung Keputusan Job MRP,
Cara
Penyelesaian
Permasalahan (Solving Problem).
5.1 PENGANTAR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MRP
MRP
mempunyai keuntungan yaitu dapat meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen,
peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja, perencanaan dan penjadwalan
persediaan yang lebih baik, tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan
pergeseran pasar, tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan
terhadap konsumen.
Jadwal
produksi utama, bill of material, arsip persediaan dan pembelian, serta lead
time untuk masing-masing merupakan pembentuk sistem MRP.
Sebuah metode untuk menetapkan apa,
kapan, dan berapa komponen dan material yang dibutuhkan untuk mencukupi rencana
produksi untuk menyelesaiakan produk sampai batas akhir waktu yaitu MRP. Pada
bagian ini, kita akan menggambarkan konsep, sistem perencanaan, dan petunjuk
penggunaan program MRP ini.
Sebuah
sistem MRP membutuhkan banyak informasi dan proses dalam rangka menjadikan MRP
ini lengkap dan logic.
INPUT MRP
Ada 3 input dari MRP :
q Master
Product Schedulling
(MPS) atau Jadwal Induk Produksi
q Bill
Of Material (BOM)
q Catatan Inventori
Spesifikasi dari MPS adalah apa hasil
akhir produk yang diproduksi, kapan di produksi dan berapa jumlahnya. Sumber data untuk memperbaruhi didapat dari
pesanan penjualan, pesanan pelayanan ata peramalan penjualan. BOM menggambarkan
bagaimana produk akhir dibuat dari raw material, part, atau pembelian komponen.
Departemen engineering bertanggungjawab untuk memperbaharui data BOM. Data
status inventori berisi informasi seperti jumlah yang ada sekarang, order yang
harus dibeli, dan order yang harus dikerjakan. Transaksi akan memperbaharui
catatan inventori. Penerimaan inventori, pengeluaran/pembagian inventori, dan
pengiriman inventori merupakan bentuk-bentuk transaksi.
MRP PROCESSING
MRP menentukan jumlah yang dibutuhkan
untuk masing-masing part dalam tiap-tiap periode. Logikanya adalah didasarkan
pada jumlah dari hasil akhir produk pada MPS melalui struktur produk pada BOM
dan juga pertimbangan keadaan inventori.
Pada periode tertentu, dimana G adalah kebutuhan kasar dari, dan A persediaan
termasuk on-hand dan jadwal penerimaan part tertentu. Kebutuhan bersih R
dari part ini dapat dihitung :
R
= G-A
Jika R lebih besar dari 0, kita mempunyai kebutuhan
bersih pada periode ini ; sebaliknya,
kita mempunyai inventori harapan, -R, untuk periode mendatang. Dengan
perubahan lead time , sistem MRP akan menetapkan
BAB VI
MATA KULIAH
ANALISA KELAYAKAN
PABRIK
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN AGREGAT
Oleh
: Ir. Rudy Yulianto, M.T
Materi : Pendahuluan,
Strategi dalam Perencanaan agregat, dan Metoda Perencanaan Agregat.
6.1.
Pendahuluan
Bagian
dari pembuatan pabrik juga menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut
Perencanaan agregat aggregate planning). Tujuan perencanaan agregat adalah Mengembangkan suatu rencana produksi secara
menyeluruh yang fisibel dan optimal. Fisibel berarti Dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan kapasitas yang ada,
sedangkan optimal berarti Menggunakan
sumber daya ssebijaksana mungkin, dan pengeluaran biaya yang serendah mungkin. Meskipun biaya merupakan factor penting yang
menjadi perhatian, tetapi tidak berarti biaya merupakan satu-satunya
pertimbangan. Faktor lain yang juga perlu menjadi perhatian antara lain
kepuasan pelanggan, kepuasan tenaga kerja (karyawan), pesaing, dan mutu produk
yang dihasilkan.
6.2.
Strategi
dalam Perencanaan Agregat
Pada
umumnya pabrik menghadapi permintaan yang berubah-ubah/tidak tetap. Pola
permintaan yang tidak tetap ini mengakibatkan beban kerja yang tidak tetap
pula, misalnya kebutuhan tenaga kerja pada setiap periode dalam suatu jangka
waktu tertentu bisa tidak sama. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan
perencanaan dengan mengatur tingkat persediaan, tingkat produksi, tingkat
penggunaan tenaga kerja, kapasitas produksi yang dipakai, atau variable
lainnya.
Beberapa
strategi yang dapat digunakan dalam perencanaan agregat adalah :
1.
Melakukan
Variasi tingkat Persediaan
Pada strategi ini jumlah karyawan dan
waktu kerja dipertahankan tetap, sehingga rata-rata produksi akan tetap.
Kelebihan produksi yang terjadi pada periode permintaan rendah disimpan sebagai
persediaan yang nantinya dipergunakan untuk menutupi kekurangan produksi pada
waktu terjadi permintaan yang lebih tinggi dari tingkat produksi.
Kelemahan dari strategi ini adalah
timbulnya biaya penyimpanan persediaan, yang dapat berupa biaya-biaya sewa
gedung, administrasi, asuransi, kerusakan material, dan bertambahnya modal yang
tertanam. Namun di pihak lain, pada waktu terjadi permintaan tinggi perusahaan
dapat menghindari terjadinya kehilangan penjualan, karena memiliki kelebihan
persediaan yang diperoleh pada waktu permintaan rendah. Kehilangan persediaan
sebagai akibat tidak adanya persediaan dapat membawa pengaruh kepada
ketidakpuasan pelanggan atau bahkan beralihnya pelanggan kepada pihak pesaing.
2.
Melakukan
Variasi Jam Kerja
Dalam strategi ini jumlah karyawan
dijaga tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu. Bila permintaan naik, maka
diadakan lembur (overtime) untuk
menambah produksi, sedangkan bila permintaan turun dilakukan pengurangan jam
kerja (undertime).
Lembur biasanya menimbulkan biaya yang
lebih besar, disamping itu terlalu banyak lembur dapat menurunkan produktivitas selain juga akan menambah biaya
overhead.
Apabila tingkat kecepatan kerja dan
jumlah hari kerja dipertahankan tetap, maka untuk mengisi kekosongan jam kerja
karyawan dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan,
kebersihan atau pekerjaan yang bermanfaat lainnya.
3.
Subkontrak
Strategi ini juga menggunakan tingkat
tenaga kerja yang tetap tetapi tidak melakukan variasi jam kerja. Subkontrak
dilakukan apabila terjadi permintaan yang bertambah sementara kapasitas
produksi tidak cukup untuk memenuhinya, sedangkan perusahaan tidak menghendaki
hilangnya permintaan atau pelanggan penting. Subkontraktor yang dipilih
tentunya yang dapat memenuhi standar mutu yang disyaratkan dan dapat memenuhi
jadwal pengiriman. Kerugian dari strategi subkontrak adalah harga pokok
produksi biasanya menjadi lebih tinggi, bisa memberikankesempatan kepada
pesaing untuk maju, serta adanya resiko karena tidak dapat secara langsung
mengontrol mutu produk dan penjadwalan.
4. Melakukan Variasi Jumlah Tenaga Kerja
Apabila terjadi permintaan tinggi, maka
dilakukan penambahan tenaga kerja (hiring),
sebaliknya pada waktu permintaan rendah dilakukan pengurangan tenaga kerja.
Biaya yang timbul mencakup biaya pengadaan tenaga kerja (iklan, wawancara,
test, wawancara, pelatihan, dsb) atau pesangon bagi tenaga kerja yang
dikurangi.
Strategi ini cocok untuk diterapkan
apabila tenaga kerja yang disewa atau dikurangi tidak memiliki atau mempunyai
keterampilan yang rendah (misalkan untuk hotel, restaurant, perkebunan, atau
beberapa pabrik), serta bila pasar tenaga kerja memiliki suplai yang besar.
Bagi perusahaan atau pabrik yang memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi,
strategi ini tidak mudah diterapkan karena tenaga kerja yang demikian biasanya
lebih menyukai pekerjaan yang tetap dan
terjamin. Disamping itu, pengurangan tenaga kerja yang terlalu sering dapat
mempunyai pengaruh negative, yaitu dapat menurunkan moral kerja karyawan, yang
dapat mengakibatkan penurunan produktivitas.
5. Menggunakan Pekerja Paruh Waktu
Dalam sector jasa, pekerja paruh waktu (part time) umumnya dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kerja berketerampilan rendah, seperti yang sering dilakukan pada
restaurant, toko eceran, supermarket. Metoda ini membawa konsekuensi biaya yang
relative rendah serta lebih fleksibel daripada menggunakan tenaga kerja tetap.
Kelemahan dari metoda ini ialah mengakibatkan perputaran tenaga kerja yang
tinggi, biaya pelatihan yang tinggi, serta dapat mempengaruhi konsistensi mutu
produk. Apabila strategi ini diterapkan untuk pekerjaan yang memerlukan
keterampilan tinggi, hal yang diperlukan diantisipasi ialah tidak tersedianya
tenaga kerja pada saat diperlukan karena mereka mencari kerja di tempat lain.
6. Mempengaruhi Permintaan
Bilamana permintaan turun/rendah,
perusahaan dapat berusaha menaikkan permintaan melalui iklan, promosi,
pemotongan harga (discounts), atau
menggalakan bentuk kegiatan pemasaran lainnya. Sebagai contoh perusahaan
penerbangan dan perhotelan seringkali memberikan potongan harga pada akhir
pecan atau pada musim-musim yang sepi, demikian pula perusahaan telepon
memberikan potongan biaya pada waktu malam hari, dan sebagainya. Biaya tambahan
yang timbul tentunya berupa biaya iklan, potongan harga, dan biaya program
promosi lainnya.
Untuk memproduksi satu unit produk
diperlukan biaya Rp 40.000,- pada waktu reguler, Rp 60.000,- pada waktu lembur;
dan Rp 90.000,- apabila disubkontrakkan. Diasumsikan perusahaan memiliki
persediaan awal pada bulai Mei sebesar 50 unit. Biaya penyimpanan persediaan
sebesar Rp 2.000,- per unit/bulan.
Tentukan : Total biaya
produksi terendah yang dikeluarkan oleh perusahaan ?
Penyelesaian :
Menggunakan
Metoda Transportasi
Dengan menggunakan
Aturan Pojok Kiri Atas (northwest corner
rule) maka dapat disusun alokasi awal sebagai mana table 6.2 berikut ini.
Angka di pojok kanan
atas pada setiap sel menunjukkan biaya produksi (dalam ribuan rupiah). Kolom
dummy menunjukkan kapasitas yang tidak digunakan. Kolom ini dibuat karena
jumlah suplay tidak sama dengan permintaan, dimana dalam metoda transportasi
jumlah suplay dipersyaratkan harus sama dengan jumlah penawaran.
Alokasi pada table
ini hanya merupakan inisialisasi pemecahan, yang selanjutnya secara iterative
disempurnakan sampai diperoleh pemecahan yang optimal, dan table 6.3 menunjukkan table pemecahan yang sudah
optimal.
Total
Biaya Terendah = (50 x 0) + (200 x Rp 40.000,-) + (50 x Rp 60.000,-) + (30 x Rp
92.000,-) + (50 x 0) + (200 x Rp 40.000,-) + (50 x Rp 60.000,0) + (70 x Rp
90.000) + (200 x Rp 40.000,-) + (50 x Rp 60.000,-) + (70 x Rp 90.000,-) + (20 x
0)
=
Rp (0 + 8.000.000 + 3.000.000 + 2.760.000 + 0 + 8.000.000 + 3.000.000 +
6.300.000 + 8.000.000 + 3.000.000 + 6.300.000 + 0)
=
Rp 48.360.000,-
Dimana
:
Kebutuhan
permintaan dipenuhi dengan cara :
§ Bulan Mei :
Persediaan
awal = 50 unit
Produksi
pada waktu reguler =
200 unit
Produksi
pada waktu lembur = 50 unit
Subkontrak
sebesar 30 unit ini dipergunakan untuk memenuhi permintaan bulan Juni
§ Bulan Juni :
Produksi
pada waktu reguler =
200 unit
Produksi
pada waktu lembur = 50 unit
Subkontrak
= 70 unit
§ Bulan Juli :
Produksi
pada waktu reguler =
200 unit
Produksi
pada waktu lembur = 50 unit
Subkontrak
= 70 Unit
Dengan
Programa Linier dan dibantu Software Lindo didapat :
MIN
0X11 + 2000X12 + 4000X13 + 0X14 + 40000X21 + 42000X22 + 44000X23 + 0X24 +
60000X31 + 62000X32 + 64000X33 + 0X34 + 90000X41 + 92000X42 + 94000X43 + 0X44 +
40000X52 + 42000X53 + 0X54 + 60000X62 + 62000X63 + 0X64 + 90000X72 + 92000X73 +
0X74 + 40000X83 + 0X84 + 60000X93 + 0X94 + 90000X103 + 0X104
ST
X11
= 50
X21
+ X22 + X23 + X24 >= 200
X31
+ X32 + X33 + X34 >= 50
X41
+ X42 + X43 + X44 >= 80
X52
+ X53 + X54 >= 200
X62
+ X63 + X64 >= 50
X72
+ X73 + X74 >= 70
X83
+ X84 >= 200
X93
+ X94 >= 50
X103
+ X104 >= 90
X11
+ X21 + X31 + x41 <= 300
X22
+ X32 + X42 + X52 + X62 + X72 <= 350
X13
+ X23 + X33 + X43 + X53 + X63 + X73 + X83 + X93 + X103 <= 320
X14
+ X24 + X34 + X44 + X54 + X64 + X74 + X84 + X94 + X104 <= 70
END
SOROT
SOLVE ENTER
OBJECT
FUNCTION VALUE Rp 48.360.000,-
X11 =
50 X42 = 30 X83 = 200 X44
= 50
X21 =
200 X52 = 200 X93 = 50 X104
= 20
X31 =
50 X62 = 50 X103 = 70
X72 = 70
Daftar Pustaka
[1]. Ariyoto, Kresnohadi, “Feasibility Study”, Penerbit Mutiara,
2009, Jakarta.
[2]. Herjanto, Eddy, “Analisa Kelayakan Pabrik”, PT. Erlangga, 2010, Jakarta
[3]. Soeharto, Iman, “Manajemen Proyek”, PT. Erlangga, 2007,
Jakarta.
BAB VII
MATA KULIAH
ANALISA KELAYAKAN
PABRIK
POKOK BAHASAN
TEORI PERSEDIAAN (INVENTORY)
Oleh :
Ir. Rudy Yulianto, M.T
Materi : Pengantar Sistem Pendukung Keputusan Inventory,
Catatan
Teknis
Program
Inventory (INVT),
Cara
Penyelesaian
Permasalahan (Solving Problem).
7.1. PENGANTAR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN INVENTORY
Program ini berisi tiga model dasar
inventori : model EOQ, model quantity discount analysis, dan model single
period stochastic demand problem. EOQ menganalisa dalam menemukan kuantitas
order yang optimal yang mempunyai biaya terkecil yang meliputi biaya shortage
dan biaya hilangnya penjualan. Analisa quantity discount menyelesaikan biaya
terkecil dari kuantitas order dengan menggunakan semua unit atau metode
peningkatan discount. Anda mungkin juga membagi dalam kuantitas orer dan
membiarkan program melakukan analisa biaya, analisa grafik juga digunakan untuk
kedua tipe permasalahan.
Single-period stochastic demand
problem juga disebut sebagai permasalahan newsboy. Distribusi permintaan
mengikuti distribusi normal, uniform, exponential, triangular, poison,
geometric, discrete, dan distribusi laplace .
Program menyelesaikan kuantitaas order tebaik untuk mengoptimalkan keuntungan
yang diperkirakan dalam periode tunggal. Anda juga dapat membagi kuantitas
order atau tingkat pelayanan dan membiarkan program menghitung keutnungan yang
diperkirakan.
Spreadsheet digunakan dalam
memasukkan data. Program mempunyai pilihann untuk menyimpan, membaca,
memodifikasi, dan mengeprint data masukan. Setelah solusi dicapai, anda dapat
menampilkan, mengeprint, atau menyimpan solusi tersebut.
7.2. CATATAN TEKNIS PROGRAM INVENTORI
(INVT)
- Untuk model EOQ (economic-order quantity), program
akan menyelesaikan dengan EOQ, menampilkan, atau mengeplot biaya inventori
yang berhubungan, yang meliputi biaya penyimpanan, atau shortage
(kekurangan persediaan), dan biaya kehilangan penjualan. Anda juga dapat
membagi dalam kuantitas order dan membiarkan program INVT menghitung biaya
inventori yang brhubungan. Data untuk permasalahan EOQ meliputi data
permintaan per periode, biaya order atau setup per order, biaya
penyimpanan per unit per periode, biaya kekurangan persediaan per unit per
periode, biaya kehilangan penjualan per unit, tingkat produksi per
periode, lead time untuk order baru dalam satu periode, dan biaya unit. Abaikan
shortage, biaya kehilangan penjualan adalah nol, tingkat replenisment
tidak terbatas, dan waktu lead time adalah nol.
- Untuk analisa discount, semua unit discount
menggambarkan bahwa semua unit order mempunyai harga dengan beberapa
tingkat diskon, dimana peningkatan diskon menggambarkan bahwa unit order mempunyai
peningkatan harga dengan perbedaan tingkat diskon yang didasarkan pada
pemenuhan jumlah (break quantities). Anda juga dapat menspesifikasikan
penyimpanan, kekurangan persediaan, biaya kehilangan penujalan konstan,
atau diskon. Data yang diminta meliputi permintaan per periode, biaya
order atau setup per order, biaya penyimpanan per unit per periode, biaya
shortage per unit per periode, biaya hilangnya penjualan per unit, tingkat
produksi per periode, lead time untuk order baru dalam satu periode, biaya
unit, tingkat diskon, dan persentase diskon. Nilai yang lain biarkan sama
dengan nilai untuk data EOQ.
- Untuk single-period stochastic demand problem
(permasalahan newaboy), data yang dimasukkan meliputi biaya acquisition,
unit selling price (harga penjualan per unit), unit shortage cost (biaya
kekurangan persediaan per unit), unit salvage value (nilai pembayaran),
biaya order atau setup, inisial inventori, distribusi permintaan, dan
parameter-parameter. Permintaan merupakan proses stokastik dan tidak pasti
dan kemungkinan mengikuti beberapa distribusi yang telah disebutkan
dimuka. Ketika menentukan distribusi permintaan dalam memasukkan data,
tiga lembar pertama diperlukan. Didasarkan pada distribusi permintaan yang
ditentukan dan data operasional, program menyelesaikan kuantitas order
untuk memaksimalkan keuntungan yang diperkirakan untuk periode tunggal.
7.3. CARA PENYELESAIAN PERMASALAHAN (SOLVING PROBLEM)
Dalam seksi
ini, akan diberikan contoh kasus untuk menunjukkan bagaimana cara dalam
memasukkan dan menyelesaikan masalah.
Contoh
kasus EOQ
TV
Shack merupakan retailer televisi lokal. Dari pengalaman, perusahana mengetahui
bahwa permintaan untuk televisi dapat dikatakan tetap, dengan rata-rata
permintaan 600 sets per tahun, dan biaya order adalah $50 per order. Biaya
penyimpanan tahunan, meliputi biaya capital (modal) dan biaya gudang, adalah
20% dari harga pembelian. Pemborong menawarkan harga $300 per set. Berapakah
jumlah yang seharusnya retailer pesan tiap waktu sehingga biaya inventori dapat
diminalkan?
Enter the
Problem (Masukkan Permasalahan)
1.
Pilih atau klik new problem pada menu file.
2.
Gambar 7.1
menunjukkan problem spesification. Klik “Uniform Demand EOQ Problem” untuk tipe
perrmasalahan karena permintaan tetap.
Daftar Pustaka
[2]. Herjanto, Eddy, “Analisa Kelayakan Pabrik”, PT. Erlangga, 2010, Jakarta
[3]. Soeharto, Iman, “Manajemen Proyek”, PT. Erlangga, 2007, Jakarta.
|
|||
0Awesome Comments!