Makalah Pengabdian Masyarakat Di Kampus C FTI-UJ Cimanggis

APORAN  KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SEMESTER  GENAP  2014/2015

Ketua  Pelaksana

      Ir. Iwan Setiono, M.T


FAKULTAS  TEKNOLOGI  INDUSTRI
UNIVERSITAS  JAYABAYA
JAKARTA
2014





Judul  Kegiatan                                :  Penyuluhan   dan   Pelatihan    Pembuatan  Pupuk Kompos
Ketua Pelaksana Kegiatan               : 
-     Nama                                         :  Ir. Iwan Setiono, M.T
-     Tempat/Tanggal Lahir                :  Jakarta, 22 Agustusi 1965
-     Jenis Kelamin                             :  Laki-Laki
-     Jabatan/Pangkat Akademik        :  Lektor
-     Jurusan/Program Studi               :  Teknik Mesin
-     Fakultas                                     :  Teknologi  Industri
Nama Anggota Pelaksana                :
-     Staf  Pengajar                            :  1. Drs. Achmad Dahlan, M.Si
                                                           2. Ir. Rudy Yulianto, M.T
 -    Tenaga Pembantu                      :  Dede Suwandi
Peserta (Khalayak Sasaran)              :  Karyawan Office Boy Di Kampus C FTI-UJ Cimanggis
 Jumlah  Peserta                               :  20 Orang
Lama Kegiatan                                 :  1 hari 
                                                                                          Jakarta,  10 Juli  2014
Mengetahui :                                                                       
Kepala Program Teknik Mesin D-III                                             Ketua Pelaksana

Ir. Iwan  Setiono, M.T                                                                Ir. Iwan Setiono, M.T
Menyetujui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri

Ir. H. Sulaeman  Manggung, M.Si

BAB  I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil minyak bumi di dunia, namun saat ini masih  mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak di sektor transportasi dan energi. Kenaikan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini memberi dampak yang besar pada perekonomian nasional, terutama dengan kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM secara langsung berakibat pada naiknya biaya transportasi, biaya produksi industri dan pembangkit tenaga listrik. Dalam jangka panjang, impor BBM ini akan mendominasi penyediaan energi nasional, apabila tidak ada kebijakan pemerintah untuk melaksanakan penganekaragaman energi terbarukan maupun energi bahan bakar alternatif. Selain daripada itu Tim juga akan memberikan pelatihan dan pembuatan kompos. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.
Oleh karena itu kami dengan Tim Pengabdian Pada Masyarakat dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Jayabaya mengajak maupun berbagi pengalaman kepada Karyawan Office Boy Di Kampus C FTI-UJ. Serta secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan perkebunan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan olehmikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimiafisika danbiologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
                                                         BAB  II
TUJUAN, TARGET LUARAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

2.1. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dengan program ini adalah :
  1. Memberikan penyuluhan kepada karyawan Office Boy Di Kampus C FTI-UJ Cimanggsi tentang pemanfaat sampah yang ada di lingkungan sekitar kita.
  2. Memberikan pelatihan dan pembuatan kepada masyarakat tentang pemanfaat sampah yang ada di lingkungan sekitar kita baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan.
  3. Membentuk unit usaha (kecil dan rumah tangga) untuk penjualan pupuk kompos.
 2.2. Target  Luaran
Target luaran adalah alat pengubahan sampah menjadi pupuk kompos yang efektif dan efisien.
 2.3. Indikator  Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah :
  1. Masyarakat secara mandiri mampu membuat pupuk kompos.
  2. Masyarakat dapat membentuk unit usaha (kecil atau rumah tangga) sebagai penghasil pupuk kompos.
BAB  III
PELAKSANAAN  KEGIATAN

3.1.  Tempat  Pelaksanaan
Kampus C FTI-UJ Cimanggis Depok.
 3.2.  Waktu  Pelaksanaan
Hari Senin Tanggal 10 Juli 2014 dengan jangka waktu penyuluhan dan pelatihan 1 (satu) sesi.
Metodologi yang dilakukan adalah :
  1. Pemberian Materi (Penyuluhan)
  2. Dialog dan Diskusi
  3. Pelatihan Pembuatan Alat Pengubah sampah menjadi pupuk kompos.
Bahan limbah yang harus dikelola tersebut merupakan limbah yang berasal dari rumah tangga dan lingkungan. Pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang ada di lingkungan sekitar kita baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan.
 3.3.  Pelaksanaan  Kegiatan
Hari Senin Tanggal 10 Juli 2014
Pukul                            Kegiatan                                           Nara Sumber
19.00 – 19.15  Pembukaan dan Sambutan                                    Panitia
19.15 – 22.30  Pembuatan Pupuk Kompos                                   Iwan Setiono
22.30 – 22.45  Break Kedua
22.45 – 24.00  Pengujian dan Percobaaan Alat
                   Pengubah Bahan Limbah Sebagai
                   Bahan Bakar alternatif dan Pembuatan
                   Kompos dengan menggunakan Ember
                   Plastik                                                                          Tim
24.00 – 24.30  Penutupan
 3.4.  Pelaksana  Kegiatan
  1. Drs. Achmad Dahlan, M. Si            (Praktisi)
  2. Ir. Rudy Yulianto, MT                   (Akademisi)
  3. Ir. Iwan Setiono, MT                     (Akademisi)
 3.5.  Analisa  Kegiatan
Pada Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan ini, peserta yang hadir sebanyak 20 orang yang terdiri dari karyawan Office Boy di Kampus C FTI-UJ Cimanggis.
Selama Penyuluhan dan Pelatihan berlangsung, terlihat bahwa antusias peserta cukup tinggi, karena materi yang disajikan dirasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat dan pembuatan pupuk kompos dengan mengunakan sampah dedauanan.
Antusias karyawan Office Boy yang mengikuti Penyuluhan dan Pelatihan ini terlihat juga dari tingkat keaktifan peserta dalam menanggapi dan penyampaikan harapan, serta keinginan mereka tentang tindak lanjut kegitan serupa dikemudian hari pada saat sesi diskusi berlangsung.

                                                           BAB  IV
                                                         PENUTUP
  
Dengan Penyuluhan dan Pelatihan tentang Pembuatan  Alat Pengubah Sampah menjadi Pupuk Kompos kepada Karyawan Office Boy di Kampus C FTI-UJ Cimanggis diharapkan pemahaman, pemanfaatan, dan kemampuan membuat pupuk kompos ini sangat sederhana sehingga dapat dilakukan oleh karyawan tersebut dengan mudah.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, dapat dilaksanakan kegiatan lain yaitu Pelatihan Pembuatan Mesin Perajang Daun, agar masyakat mampu menyediakan sendiri sarana produksi kompos secara mandiri, sehingga tingkat keswa-sembadaan masyarakat semakin meningkat pula.

DAFTAR  PUSTAKA

[1].    Yamasika, “Fisika Dasar 2”Penerbit ITS, 2009, Surabaya.
[2].    Holman JP, “Perpindahan Kalor”, Penerbit Erlangga Edisi 6, 1997, Jakarta.
[3].    “Encarta Online Encyclopedia”, Microsoft, April, 2012.

LAMPIRAN 1

MODUL 1
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Oleh
Ir. Iwan Setiono, MT

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.

Pendahuluan

Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan perkebunan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
KOMPOS TANAM DARI TONG






Tiga komposter an-aerob di halaman depan rumah. Dipasang berjajar. Hanya perlu lahan kurang dari 2x1 meter persegi.Sepetak tanah di halaman depan rumah di pasang tiga komposter an-aerob dari tong plastik. Yang nomor 1, ukuran 40 liter. Tong nomor 2, dengan ukuran yang sama. Komposter nomor 3, ukuran paling besar, 90 liter.
Komposter-komposter itu ditanam sejajar. Bila diukur, kira-kira hanya menghabiskan lahan kurang dari 2×1 meter persegi.Ketiga komposter itu bisa pakai bergantian untuk “menabung” sampah organik rumah tangga. Ketika tong 1 penuh  pindah ke tong 2, demikian seterusnya. 
Begini proses panen komposnya :
Sampah organik rumah tangga yang sudah menjadi kompos diambil dengan menggunakan cetok (sendok pasir). Pakai sarung tangan karet biar higienis.

Kompos dari dalam tong dipindah ke dalam polybag agar rapi dan mudah diambil.
Kompos di polybag diangin-anginkan di tempat teduh agar tidak terkena hujan.
Kompos pun siap digunakan.


Komposter anaerob ini berupa lubang yang digali di tanah, ukuran 60 cm x 60 cm, kedalaman 1 m. Tidak disemen, telanjang langsung tanah, kecuali bagian atasnya setebal 1 (satu) bata agar tidak longsor dan untuk ganjal tutup beton.
Ke dalam komposter ini dimasukkan bahan-bahan organik apa saja. Ada sampah dapur, ada sampah halaman rumah, ada sayur bekas, ada sisa air kopi. Segala macam masuk. Bahkan bangkai tikus pun tidak apa-apa, masukkan saja.
Sebelum plat beton ditutupkan, lubang di siram MOL, boleh pekat, boleh rada encer, kemudian di bagian atasnya ditaburi tanah setebal 5 cm. Baru kemudian plat beton ditutupkan.


Apakah berbau? Tidak ada bau. Pertama, lapisan atas bahan kompos sudah dilapisi tanah 5 cm, kemudian ditutup plat beton. Jadi tidak ada bau.
Sampah dalam komposter anaerob lubang tanah ini selalu menyusut, sehingga memungkinkan memasukkan lagi bahan-bahan kompos yang baru, demikan seterusnya.

Dalam tempo 1 (satu) bulan, bisa saja komposter anaerob ini dipanen. Kita gali semua bahan-bahan yang ada di dalam lubang. Kenampakannya sangat menarik. Lapisan teratas boleh dikata masih “segar”, lapisan di tengah telah menjadi setengah matang, dan lapisan paling bawah telah menjadi kompos matang.

Kompos yang matang bisa diayak untuk mendapatkan kompos halus super. Kompos setengah matang, yang relatif sudah sangat lunak bila diremas dengan tangan, kita masukkan ke dalam komposter aerob bata terawang, untuk diproses lebih lanjut dengan cara aerob. Dengan cara memanfaatkan kompos setengah matang ini, kita tidak perlu lagi merajang atau mencacag bahan dedaunan dengan golok.
Kemudian kompos lapisan teratas yang masih “segar” kita masukkan kembali ke dalam lubang tanah, ditambah bahan kompos baru, agar diproses secara anaerob. Demikian seterusnya.


Dengan memiliki 4 (empat) komposter anaerob lubang tanah. Jadi panennya bisa bergantian.

 Komposter Aerob Karung Bolong


 Membuat komposter dari karung. Bahan organik basah di kumpulkan, setelah dicacah, dicampur bahan organik coklat, dan diberi MOL tapai, langsung dimasukan ke karung beras.
Setelah penuh dan diikat, karung dibolong-bolong menggunakan paku besar atau alat lainnya semacam garu tanah. Lubang-lubang itu untuk melancarkan sirkulasi udara di dalam karung, karena komposter ini jenis aerob (perlu proses udara).
Karena di tempat tinggal saya curah hujan cukup tinggi, dan agar hasilnya maksimal, maka karung itu saya tambah dengan pipa pernafasan dari PVC. Ukurannya 3/4 inchi.
Sebelum dipasang di bagian bawah karung – yang sirkulasi udaranya sedikit, pipa PVC itu saya bolongin di bagian permukaannya menggunakan solder listrik. Ada empat (4) pipa PVC yang saya gunakan, masing-masing sepanjang 25 cm. Pipa-pipa itu lumayan memberikan “nafas” bantuan ke komposter karung. Dengan cara ini tak ada lagi alasan biaya, karena bahan bakunya murah meriah.
Bekas karung beras bisa di beli di pasar Rp 1000 per lembar. Pipa PVC saya manfaatkan dari pipa bekas instalasi air, atau bisa juga beli potongan di toko material bahan bangunan. Bahan baku kompos dan MOL tapai ada di sekitar kita.
Mudah, murah, dan meriah bukan?


KOMPOSTER AEROB TONG BOLONG 


 Secara umum ada dua jenis bahan organik yang dapat dikomposkan. Tentu pengomposannya memerlukan metode sendiri. Dua bahan itu saya namakan – agar gampang membedakannya – organik basah dan organik olahan.
1. Organik basah misalnya ; daun tanaman, rumput-rumputan, potongan sayur, dan sebagainya.
2. Organik olahan yang berasal dari sisa makanan seperti ; nasi, bekas sayuran, sisa roti, sisa masakan, dan semacamnya.
Ada cara menerapkan metode berbeda untuk kedua jenis bahan organik itu. Untuk bahan organik olahan  menggunakan komposter an-aerob (tidak membutuhkan udara). Sedangkan untuk mengkompos organik basah saya menggunakan komposter aerob (perlu udara untuk proses kompostingya).
 Tong plastik ukuran besar yang dibolong-bolong di sekujur dinding dan pantat tong. Hasilnya memuaskan, setelah  digunakan selama sebulan , kompos sudah bisa dipanen, dan siap bikin kompos lagi.
Cara membuatnya mudah sekali :
1. Beli tong plastik ukuran besar minimal 90 liter berikut tutupnya.
2. Buat lubang di permukaan dinding dan pantat tong. Lubang seukuran pipa 3/4 inchi.
3. Di bagian dasar / pantat tong dibuat jendela kecil untuk mengeluarkan kompos matang. Sertakan engsel dan slot pengunci agar jendel gampang dibuka dan ditutup. Bila slot pengunci kurang kuat, karena volume awal kompos yang cukup besar, slot dapat diikat dengan kawat.
4. Taruh tong yang sudah jadi itu sedikit berjarak dengan tanah / lantai, agar sirkulasi udara juga dapat mengalir dari bawah tong.
Kelebihannya tong ini dapat dipindah-pindah sesuai keinginan kita. Jauhkan dari sinar matahari dan terpaan hujan. Cukup letakkan di tempat yang berangin.


Komposter Jerigen



 Jerigen bekas minyak goreng kapasitas 20 liter dibuat komposter cair dan padat. Kaleng cat 5 galon diubah menjadi komposter mini khusus untuk dapur. Pipa PVC bekas tak luput dipermak menjadi saluran udara.
Komposter jerigen, selain menampung sampah organik dapur, bagian bawahnya disediakan ruang untuk menyimpan cairan hasil fermentasi sampah organik dengan MOL atau EM4.


Jika cairan telah cukup banyak dapat diambil untuk dijadikan pupuk cair atau starter kompos. Sebelum dimasukkan kedalam komposter, bahan organik ditiriskan dahulu. Kemudian jika dalam proses pengomposan masih terlalu basah, dapat ditaburi serbuk gergaji atau sekam.

Sedangkan komposter mini dari kaleng cat, didesain untuk menyimpan “sementara” sampah organik dapur.



Maksudnya, jika suatu ketika agak malas memindah sampah dapur ke komposter utama, maka dapat disimpan dahulu di komposter mini. Kucing, tikus, dan serangga pun tak lagi bisa mengorek-orek sampah sisa dapur.

Bagaimana? Tertarik?

 Buat Kompos dari Limbah Rumah Tangga Yuk

Kayanya hampir semua orang bilang " Buang sampah ke tempat sampah ". Trus, ketika petugas kebersihan di perumahan angkut semua sampah atau limbah rumah tangga yang ada, dibawa kemana kah semuanya ? Yaaa.. mugkin kamu atau orang-orang bisa jawab " Yah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) lah..". Ok tapi apa kamu tau, abis dari TPS diangkut kemana lagi tuh sampah sama Dinas Kebersihan Kota ??

Wuidiiih, kebayang deh misal aja tiap satu rumah buang satu kantung plastik besar sampah trus bergabung sama misal : 100 rumah dalam satu pemukiman dikalikan dengan 10 pemukiman.. Hmm coba bayangin betapa banyaknya tumpukan sampah yang terkumpul. Belum lagi sampah-sampah itu kan isinya yang kotor-kotor..beracun, bau, belum lagi sumber-sumber penyakit pada adu panco disana. Fiuuuh, can you imagine that ?

Terakhir denger kabar kalo salah satu TPU yang ada di salahsatu daerah di Jawa Barat terjadi ledakkan yang ternyata sumbernya dari gas ( apalah itu intinya berbahaya ) yang terbentuk dari timbunan sampah yang lama tertimbun atau kubur sekian lama, beratnya berton-ton yang akibatnya terjadi longsor yang menimpa dan menghancurkan puluhan rumah penduduk yang tinggal disekitarnya ( Oh c'mon..Please deh dah tau itu TPU masih aja tinggal disana *sumber penyakit, bau,dll euuugh....)

Jangan salahin Dinas Kebersihan Kota juga ya kawan.. Soalnya yaaah..kita tau pengetahuan serta teknologi yang negara kita punya untuk pengelolaan limbah masyarakat lebih lanjut untuk didaur ulang. Even, mungkin kalian pastinya tau sudah banyak dari masyarakat or individu yang ada tau dan bisa cara mengolah sampah menjadi barang-barang recycled yang bisa dipakai bahkan dijual lagi yang akhirnya memberikan manfaat positif dan income atau pendapatan pastinya. Gimana kalau kita gabung yuk seperti mereka ?! Seengganya, tips yang aku kasih bisa menjadi manfaat positif untuk kamu yang membaca blog ini ;)

HOW TO START IT ?
  • Pilih sampah organik rumah tangga yang ada. Sampah itu bisa jadi limbah rumah tangga dan sampah halaman atau taman. Sampah rumah tangga itu ternyata komposisinya kira-kira 70% nya adalah sampah organik ( fiuuh..banyak juga toh ). Jadi bahan utama dari pupuk kompos yang bisa kita hasilkan itu banyak pastinya ( *it's a good news ).Eiiits, ada tapi-nya... Jenis sampah organik yang bisa diolah jadi pupuk kompos itu ada yang bisa diolah ada yang gak bisa diolah. Ok, i give you the information.
Sampah organik yang bisa diolah jadi pupuk kompos itu diantaranya :
  • Sampah sayuran baru
  • Sisa nasi
  • Sisa sayuran basi ( tapi harus dicuci dulu sampah bersih ya, dibuang airnya sampai kering )
  • Sisa ayam, ikan, dan kulit telur
  • Sampah buah dan kulit buah, tapi khusus yang kulitnya duren atau salak jangan pernah dimasukin!!LOL
Sampah organik yang gak bisa diolah jadi pupuk kompos diantaranya :
  • Biji-bijian yang utuh dan keras, misalnya : alpukat, salak, duren (*durian) dll
  • Buah-buahan utuh yang mengandung banyak unsur air didalamnya, misalnya : jeruk, semangka, melon.
  • Sisa protein daging ayam, sapi, ikan..soalnya nanti bisa tumbuh belatung trus juga baunya kan gak nahan kalo disimpen kelamaan.
  • Lalu, semua sampah organik yang bisa didaur ulang itu dicacah atau dipotong kecil-kecil bisa juga dipotong kecil-kecil trus dimasukin deh ke kotak yang namanya kotak Tatakura. Skema dari keranjang Tatakura ada dibawah buatnya gampang banget! ;). Oh iya, untuk menstimulasi atau membantu pembentukan sampah organik yang ada, jangan lupa masukin juga kompos yang lama (*ada kok ditempat orang-orang jualan tanaman).
Masukkan sampai penuh yaptongan tersebut kedalam kotak yang ada, lalu diamkan selama 2-4 bulan kemudian. Kalo kamu buatnya bener dan mengikuti tiap langkah yang ada pastinya sampah (*si calon kompos) itu gak akan ngeluarin bau.. Yuk 


Skema cara buat Keranjang Tatakura.
Keranjang Tatakura itu pertama diperkenalkan oleh Mr. Koji Takamura dari Jepang yang sering disebut dengan ” TAKAMURA HOME METHOD” atau biasanya disebut “keranjang Takamura“. Hasil dari cara ini akan menghasilkan sampah yang tidak menyebabkan pencemaran, baik pencemaran bau atau keracunan tanah sehingga aman bisa digunakan untuk kompos yang ramah lingkungan.

Istimewanya, kompos yang dihasilkan ini bisa dipake kapan aja dan terserah berapa banyak untuk mupuk tanaman kita dirumah, dihalaman atau lingkungan sekitar tempat kita tinggal...Udah deh, simpel banget kan ! :D
Mulai dari sekarang, kenapa kita ngga mulai mengubah kebiasaan bermusuhan dengan sampah jadi bersahabat dengan sampah ?Ayo, siapa yang berminat bergabung dengan jutaan orang di seluruh dunia yang berusaha menjaga kebersihan dan kelestarian alam ? Met mencoba ya kawan ;)

TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)

DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R


Sarana dan Prasarana Pengelolaan sampah berbasis 3R
Pada dasarnya Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang memberikan tingkat pelayanan yang paling dapat diterima secara teknis, sosial dan lingkungan dengan tingkat biaya yang paling murah. Namun mengingat kondisi setempat, adakalanya diperlukan teknologi yang tidak murah bila memang sesuai dengan kondisi setempat.
Persyaratan teknologi tepat guna adalah:
  • dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat;
  • merupakan hasil rekayasa praktis yang mudah diterapkan;
  • efektif dan efisien;
  • ekonomis dan pemeliharaannya mudah;
  • memanfaatkan sumber daya yang ada;
  • mudah dioperasikan oleh pemakai;
  • dibuat sesuai kebutuhan;
  • mudah dikembangkan
Macam-macam teknologi tepat guna bidang persampahan , diantaranya :
  • Pengomposan sampah organik dapur (sampah basah) dengan komposter  rumah tangga secara individual atau komunal,yang tertanam maupun tidak tertanam, dengan komposter pot, komposter karung
  • Pengomposan Sampah organik rumah tangga dengan pengembangbiakan cacing tanah
  • Pengomposan skala lingkungan
  • Daurulang sampah plastik lembaran(kresek)- peletasi
Pengomposan Sampah Rumah Tangga dan Komunal
Komposter rumah tangga adalah prasarana yang digunakan untuk mengolah sampah dapur menjadi kompos. Sampah organik dapur adalah sampah organik yang dihasilkan dari dapur antara lain sisa makanan dan sisa sayuran. Prinsip kerja pembusukan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme dari sampah itu sendiri.
Tipe komposter : komposter tanam dan komposter yang tidak ditanam (Tipe Ayun)
Komposter Tanam

Penyiapan lahan dan 2 buah komposter




                                       Tanah digali dengan diameter bawah 90 cm dan diameter atas 140 cm.







Komposter diletakkan di tengah galian, Di dasar galian, di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil  ukuran 1-2 cm setinggi 10 cm.

Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal. Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm  di bawah lubang pemasukan sampah
Keterangan:
  • Siapkan lahan untuk penanaman komposter pada lokasi yang memungkinkan yaitu lokasi yang tersedia untuk pemasangan 2 buah komposter yang akan dioperasikan secara bergantian, terhindar dari curahan hujan yang secara langsung dapat masuk ke dalam komposter dan jarak komposter ke sumber air tanah dangkal minimal 10 m untuk menghindari pencemaran.
  • Gali tanah, dengan ukuran dan kedalaman galian sesuai dengan model dalam Petunjuk Teknis Spesifikasi Komposter Rumah Tangga Individual dan Komunal. Dasar komposter berada minimal 30 cm di atas muka air tanah. Muka air tanah dapat ditentukan berdasarkan muka air sumur di daerah sekitarnya pada musim kemarau.
  • Letakkan komposter di tengah galian tanah. Di dasar galian di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setebal 10 cm.
  • Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal.
  • Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm  di bawah lubang pemasukan sampah.
Ketentuan pemasangan komposter ini sama, baik untuk komposter rumah tangga individual maupun komunal.


Cara Pengoperasian
Penyiapan Sampah Dapur
Siapkan sampah organik/ sampah basah yang sudah dipilah dalam wadah sampah organik atau pada kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujungnya di dalam ember, tiriskan  air yang terkandung pada sampah.
Pemasukan Sampah
  • Masukkan sampah yang sudah ditiriskan ke dalam komposter pertama (tanpa kantong plastik) dan ratakan.
  • Lakukan pemasukan sampah secara rutin setiap hari sampai komposter penuh
  • Hentikan pemasukan sampah dapur pada komposter pertama yang telah penuh, ganti pemasukan sampah ke komposter kedua.
Pematangan Kompos
Setelah komposter pertama terisi penuh oleh sampah, biarkan sampah selama 4-6 bulan agar terjadi proses pengomposan. Bila sampah telah berubah menjadi kompos yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hitam seperti tanah,  keluarkan kompos tersebut dengan menggunakan garu, sisakan kompos setebal 2 cm yang akan berfungsi sebagai starter untuk mempercepat pengomposan selanjutnya. Kompos dianginkan selama 1 minggu untuk pendinginan di lokasi yang terhindar dari curah hujan. Kompos tersebut dapat digunakan sebagai penggembur tanah.Selanjutnya komposter pertama dapat menampung kembali sampah dapur. Ketentuan pengoperasian komposter ini sama, baik untuk komposter individual maupun komunal.


 Gambar Model-model Komposter Tanam Individual

Komposter Ayun

Komposter ayun ini merupakan komposter yang tidak ditanam mengolah sampah  organik rumah tangga yang berupa sisa-sisa makanan melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong bekas  dengan pengoperasian secara diayun. Kapasitas:  30 liter untuk 2- 3 bulan dan 60 liter untuk 4-6 bulan. Satu rumah tangga membutuhkan 2 komposter putar, digunakan secara bergantian.Wadah penampungan air sampah diletakkan dibawah komposter ayun.
Pengoperasian
  • Masukkan kompos atau serbuk gergaji sebagai starter
  • Masukkan sampah dapur ke dalam komposter putar dan ditutup
  • Putar kompster diputar 5-10 kali untuk pencampuran dengan mikroorganisme
  • Lakukan tiap hari sampai komposter penuh
  • Air sampah yang tertampung dapat digunakan sebagai pupuk tanaman
  • Diamkan kompos putar yang sudah penuh selama 1 bulan
  • Keluarkan kompos dan diangin-anginkan
  • Kompos dapat digunakan


Gambar Komposter Ayun

Komposter Gentong

Gentong dari tanah liat ini dapat dijadikan komposter karena sirkulasi udara yang cukup dan juga kelembabannya. Pembalikan dan pengadukan juga tetap perlu dilakukan.


Gambar Komposter dari Gentong
Komposter Aerob /Komposter Vent

Menggunakan tong plastik berukuran 120 Liter yang dilengkapi pipa vertikal dan horisontal agar proses berlangsung secara aerob (dengan udara). Salah satu pengguna komposter jenis ini adalah masyarakat di Jambangan, Surabaya.

Gambar Komposter Vent

TAKAKURA

Metoda ini menggunakan keranjang berlubang.  Caranya: sampah organic dicampurkan dengan mikroorganisme padat dari campuran bekatul, sekam padi, pupuk kompos, dan air. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan ditutup dengan keset dari sabut kelapa.
 Penemu metoda Pengelolaan sampah skala RT sistem aerob, membutuhkan aliran udara untuk memaksimalkan fungsi bakteri, metoda ini ditemukan oleh Prof Koji Takakura dari JPEC Jepang.
Alat dan Bahan:

Gambar Alat dan bahan untuk komposter Takakura
Fungsi alat dan bahan:
  • Agar proses aerob berlangsung dengan baik, pilihlah keranjang yang berlubang, dan lapisi dengan kardus. Fungsi kardus adalah:
    • membatasi gangguan serangga,
    • mengatur kelembaban, dan
    • berpori-pori, sehingga dapat menyerap serta membuang udara & air.
  • Letakkan bantal sekam di bawah dan di atas keranjang. Fungsi bantal sekam adalah:
    • sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat pembusukan sampah organik,
    • karena berrongga besar, maka bantal sekam dapat segera menyerap air dan bau sampah,dan
    • sifat sekam yang kering akan memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos.
  • Media kompos jadi yang berasal dari sampah rumah tangga diisikan
    1 / 2 sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru.
  • Pilih kain penutup yang serat atau berpori besar. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang, serta mencegah metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat, karena lalat tidak dapat keluar dan mati di dalam keranjang.
  • Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator (kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk.
Catatan lain dalam membuat Kompos:
  • Hindarkan dari hujan (taruh di tempat teduh)
  • Sampah yang dimasukkan berumur maksimal 1 hari
  • Sampah yang dalam ukuran besar harap dicacah dahulu
Cara perawatan
  • Cuci kain penutup satu minggu sekali
  • Bila kompos kering, cipratkan air bersih, sambil diaduk
  • Bila sudah lapuk, kardus harus diganti agar tidak robek dan menyebabkan lalat/serangga masuk
Cara pemanenan kompos :
  • Bila keranjang penuh, diamkan selama 2-4 minggu agar kompos benar benar matang. Sementara itu, gunakan keranjang lain untuk memulai proses pembuatan kompos yang baru.
  • Setelah matang, kompos dikeluarkan dari keranjang, diangin-anginkan dan kemudian diayak. Bagian yang halus dapat dijual/ diberikan ke tanaman, sedangkan bagian yang kasar dapat digunakan sebagai ’starter’ awal proses komposting berikutnya.



Gambar Langkah langkah membuat kompos dengan keranjang Takakura

Pengembangan Takakura dengan berbagai bahan antara lain Bambu disebut Bambookura, dan Kardus (Doskura) dan Ember.
Cara pengoperasian Takakura:
Gambar Takakura dikembangkan dari bahan bambu (Bambokura)


Doskura menggunakan kardus sebagai pengganti keranjang. Cukup kardus yang dilapisi dengan gelangsing dan diberi aktivator (kompos), doskura dapat juga mengubah sampah menjadi kompos. Hanya saja, karena kardus mudah lapuk maka kardus harus diganti secara kontinyu setiap 6-8 minggu sekali. Untuk memperpanjang umur kardus, sebaiknya kardus tidak diletakkan langsung di lantai namun diberi alas berupa kayu atau triple.

Gambar Takakura dikembangkan dari bahan kardus (Doskura)

Ember bekas cat seperti ini dapat dijadikan komposter sederhana dengan memberi lubang yang cukup untuk aerasi. Mirip dengan Takakura, digunakan bantal sekam dan kardus untuk mengontrol kelembaban dan mengurangi bau. Komposter model ini digunakan di Penjaringan, Jakarta Utara.

Gambar Ember berlubang sebagai Takakura


 Komposter Komunal

Komposter dan Takakura dapat dibuat komunal dari bahan plastic, kayu, pasangan bata sebagaimana dilihat pada gambar berikut. Metoda ini menggunakan konstruksi sederhana pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai pintu untuk ruang pengomposan. Cara ini digunakan di Kebun Karinda Lebak Bulus, Jakarta.

Gambar Komposter Tanam komunal (10 KK)

Gambar Takakura susun dan komposter kotak.