APORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SEMESTER GENAP 2014/2015
Ketua Pelaksana
Ir. Iwan Setiono, M.T
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2014
Judul Kegiatan : Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos
Ketua Pelaksana Kegiatan :
- Nama : Ir. Iwan Setiono, M.T
- Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Agustusi 1965
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Jabatan/Pangkat Akademik : Lektor
- Jurusan/Program Studi : Teknik Mesin
- Fakultas : Teknologi Industri
Nama Anggota Pelaksana :
- Staf Pengajar : 1. Drs. Achmad Dahlan, M.Si
2. Ir. Rudy Yulianto, M.T
- Tenaga Pembantu : Dede Suwandi
Peserta (Khalayak Sasaran) : Karyawan Office Boy Di Kampus C FTI-UJ Cimanggis
Jumlah Peserta : 20 Orang
Lama Kegiatan : 1 hari
Jakarta, 10 Juli 2014
Mengetahui :
Kepala Program Teknik Mesin D-III Ketua Pelaksana
Ir. Iwan Setiono, M.T Ir. Iwan Setiono, M.T
Menyetujui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Ir. H. Sulaeman Manggung, M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil minyak bumi di dunia, namun saat ini masih mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak di sektor transportasi dan energi. Kenaikan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini memberi dampak yang besar pada perekonomian nasional, terutama dengan kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM secara langsung berakibat pada naiknya biaya transportasi, biaya produksi industri dan pembangkit tenaga listrik. Dalam jangka panjang, impor BBM ini akan mendominasi penyediaan energi nasional, apabila tidak ada kebijakan pemerintah untuk melaksanakan penganekaragaman energi terbarukan maupun energi bahan bakar alternatif. Selain daripada itu Tim juga akan memberikan pelatihan dan pembuatan kompos. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.
Oleh karena itu kami dengan Tim Pengabdian Pada Masyarakat dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Jayabaya mengajak maupun berbagi pengalaman kepada Karyawan Office Boy Di Kampus C FTI-UJ. Serta secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan perkebunan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan olehmikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika danbiologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
BAB II
TUJUAN, TARGET LUARAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
2.1. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dengan program ini adalah :
- Memberikan penyuluhan kepada karyawan Office Boy Di Kampus C FTI-UJ Cimanggsi tentang pemanfaat sampah yang ada di lingkungan sekitar kita.
- Memberikan pelatihan dan pembuatan kepada masyarakat tentang pemanfaat sampah yang ada di lingkungan sekitar kita baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan.
- Membentuk unit usaha (kecil dan rumah tangga) untuk penjualan pupuk kompos.
2.2. Target Luaran
Target luaran adalah alat pengubahan sampah menjadi pupuk kompos yang efektif dan efisien.
2.3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah :
- Masyarakat secara mandiri mampu membuat pupuk kompos.
- Masyarakat dapat membentuk unit usaha (kecil atau rumah tangga) sebagai penghasil pupuk kompos.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Tempat Pelaksanaan
Kampus C FTI-UJ Cimanggis Depok.
3.2. Waktu Pelaksanaan
Hari Senin Tanggal 10 Juli 2014 dengan jangka waktu penyuluhan dan pelatihan 1 (satu) sesi.
Metodologi yang dilakukan adalah :
- Pemberian Materi (Penyuluhan)
- Dialog dan Diskusi
- Pelatihan Pembuatan Alat Pengubah sampah menjadi pupuk kompos.
Bahan limbah yang harus dikelola tersebut merupakan limbah yang berasal dari rumah tangga dan lingkungan. Pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang ada di lingkungan sekitar kita baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan.
3.3. Pelaksanaan Kegiatan
Hari Senin Tanggal 10 Juli 2014
Pukul Kegiatan Nara Sumber
19.00 – 19.15 Pembukaan dan Sambutan Panitia
19.15 – 22.30 Pembuatan Pupuk Kompos Iwan Setiono
22.30 – 22.45 Break Kedua
22.45 – 24.00 Pengujian dan Percobaaan Alat
Pengubah Bahan Limbah Sebagai
Bahan Bakar alternatif dan Pembuatan
Kompos dengan menggunakan Ember
Plastik Tim
24.00 – 24.30 Penutupan
3.4. Pelaksana Kegiatan
- Drs. Achmad Dahlan, M. Si (Praktisi)
- Ir. Rudy Yulianto, MT (Akademisi)
- Ir. Iwan Setiono, MT (Akademisi)
3.5. Analisa Kegiatan
Pada Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan ini, peserta yang hadir sebanyak 20 orang yang terdiri dari karyawan Office Boy di Kampus C FTI-UJ Cimanggis.
Selama Penyuluhan dan Pelatihan berlangsung, terlihat bahwa antusias peserta cukup tinggi, karena materi yang disajikan dirasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat dan pembuatan pupuk kompos dengan mengunakan sampah dedauanan.
Antusias karyawan Office Boy yang mengikuti Penyuluhan dan Pelatihan ini terlihat juga dari tingkat keaktifan peserta dalam menanggapi dan penyampaikan harapan, serta keinginan mereka tentang tindak lanjut kegitan serupa dikemudian hari pada saat sesi diskusi berlangsung.
BAB IV
PENUTUP
Dengan Penyuluhan dan Pelatihan tentang Pembuatan Alat Pengubah Sampah menjadi Pupuk Kompos kepada Karyawan Office Boy di Kampus C FTI-UJ Cimanggis diharapkan pemahaman, pemanfaatan, dan kemampuan membuat pupuk kompos ini sangat sederhana sehingga dapat dilakukan oleh karyawan tersebut dengan mudah.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, dapat dilaksanakan kegiatan lain yaitu Pelatihan Pembuatan Mesin Perajang Daun, agar masyakat mampu menyediakan sendiri sarana produksi kompos secara mandiri, sehingga tingkat keswa-sembadaan masyarakat semakin meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Yamasika, “Fisika Dasar 2”, Penerbit ITS, 2009, Surabaya.
[2]. Holman JP, “Perpindahan Kalor”, Penerbit Erlangga Edisi 6, 1997, Jakarta.
[3]. “Encarta Online Encyclopedia”, Microsoft, April, 2012.
LAMPIRAN 1
MODUL 1
PENYULUHAN DAN PELATIHAN
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
Oleh
Ir.
Iwan Setiono, MT
Kompos adalah
hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang
dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi
dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses
dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh
mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat
kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang
seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator
pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik
dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga
pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.
Pendahuluan
Secara
alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan
mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi
secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan
ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan
dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya
pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan
organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian
rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien.
Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk
mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah
di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan
perkebunan.
Teknologi
pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator
pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes),
OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan
SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan
kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan
secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan,
serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi
bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.
Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan
udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil
akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk
kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki
sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga
produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang
dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur
lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali
tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca
penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan
baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan
nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan
limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum
dijadikan bahan baku pengomposan.
KOMPOS TANAM
DARI TONG
Tiga komposter an-aerob di halaman
depan rumah. Dipasang berjajar. Hanya perlu lahan kurang dari 2x1 meter
persegi.Sepetak tanah di halaman depan rumah di pasang tiga komposter an-aerob
dari tong plastik. Yang nomor 1, ukuran 40 liter. Tong nomor 2, dengan ukuran
yang sama. Komposter nomor 3, ukuran paling besar, 90 liter.
Komposter-komposter itu ditanam sejajar. Bila diukur,
kira-kira hanya menghabiskan lahan kurang dari 2×1 meter persegi.Ketiga
komposter itu bisa pakai bergantian untuk “menabung” sampah organik rumah tangga.
Ketika tong 1 penuh pindah ke tong 2,
demikian seterusnya.
Begini
proses panen komposnya :
Sampah organik rumah tangga yang sudah menjadi kompos
diambil dengan menggunakan cetok (sendok pasir). Pakai sarung tangan karet biar
higienis.
Kompos dari dalam tong dipindah ke dalam polybag agar rapi dan mudah
diambil.
Kompos di polybag diangin-anginkan di tempat teduh agar tidak terkena
hujan.
Kompos pun siap digunakan.
Komposter
anaerob ini berupa lubang yang digali di tanah, ukuran 60 cm x 60 cm, kedalaman
1 m. Tidak disemen, telanjang langsung tanah, kecuali bagian atasnya setebal 1
(satu) bata agar tidak longsor dan untuk ganjal tutup beton.
Ke dalam komposter ini dimasukkan bahan-bahan organik apa saja. Ada sampah dapur, ada sampah halaman rumah, ada sayur bekas, ada sisa air kopi. Segala macam masuk. Bahkan bangkai tikus pun tidak apa-apa, masukkan saja.
Sebelum plat beton ditutupkan, lubang di siram MOL, boleh pekat, boleh rada encer, kemudian di bagian atasnya ditaburi tanah setebal 5 cm. Baru kemudian plat beton ditutupkan.
Apakah berbau? Tidak ada bau. Pertama, lapisan atas bahan kompos sudah dilapisi tanah 5 cm, kemudian ditutup plat beton. Jadi tidak ada bau.
Sampah dalam komposter anaerob lubang tanah ini selalu menyusut, sehingga memungkinkan memasukkan lagi bahan-bahan kompos yang baru, demikan seterusnya.
Dalam tempo 1 (satu) bulan, bisa saja komposter anaerob ini dipanen. Kita gali semua bahan-bahan yang ada di dalam lubang. Kenampakannya sangat menarik. Lapisan teratas boleh dikata masih “segar”, lapisan di tengah telah menjadi setengah matang, dan lapisan paling bawah telah menjadi kompos matang.
Kompos yang matang bisa diayak untuk mendapatkan kompos halus super. Kompos setengah matang, yang relatif sudah sangat lunak bila diremas dengan tangan, kita masukkan ke dalam komposter aerob bata terawang, untuk diproses lebih lanjut dengan cara aerob. Dengan cara memanfaatkan kompos setengah matang ini, kita tidak perlu lagi merajang atau mencacag bahan dedaunan dengan golok.
Kemudian kompos lapisan teratas yang masih “segar” kita masukkan kembali ke dalam lubang tanah, ditambah bahan kompos baru, agar diproses secara anaerob. Demikian seterusnya.
Dengan memiliki 4 (empat) komposter anaerob lubang tanah. Jadi panennya bisa bergantian.
Ke dalam komposter ini dimasukkan bahan-bahan organik apa saja. Ada sampah dapur, ada sampah halaman rumah, ada sayur bekas, ada sisa air kopi. Segala macam masuk. Bahkan bangkai tikus pun tidak apa-apa, masukkan saja.
Sebelum plat beton ditutupkan, lubang di siram MOL, boleh pekat, boleh rada encer, kemudian di bagian atasnya ditaburi tanah setebal 5 cm. Baru kemudian plat beton ditutupkan.
Apakah berbau? Tidak ada bau. Pertama, lapisan atas bahan kompos sudah dilapisi tanah 5 cm, kemudian ditutup plat beton. Jadi tidak ada bau.
Sampah dalam komposter anaerob lubang tanah ini selalu menyusut, sehingga memungkinkan memasukkan lagi bahan-bahan kompos yang baru, demikan seterusnya.
Dalam tempo 1 (satu) bulan, bisa saja komposter anaerob ini dipanen. Kita gali semua bahan-bahan yang ada di dalam lubang. Kenampakannya sangat menarik. Lapisan teratas boleh dikata masih “segar”, lapisan di tengah telah menjadi setengah matang, dan lapisan paling bawah telah menjadi kompos matang.
Kompos yang matang bisa diayak untuk mendapatkan kompos halus super. Kompos setengah matang, yang relatif sudah sangat lunak bila diremas dengan tangan, kita masukkan ke dalam komposter aerob bata terawang, untuk diproses lebih lanjut dengan cara aerob. Dengan cara memanfaatkan kompos setengah matang ini, kita tidak perlu lagi merajang atau mencacag bahan dedaunan dengan golok.
Kemudian kompos lapisan teratas yang masih “segar” kita masukkan kembali ke dalam lubang tanah, ditambah bahan kompos baru, agar diproses secara anaerob. Demikian seterusnya.
Dengan memiliki 4 (empat) komposter anaerob lubang tanah. Jadi panennya bisa bergantian.
Komposter
Aerob Karung Bolong
Membuat komposter dari karung. Bahan organik
basah di kumpulkan, setelah dicacah, dicampur bahan organik coklat, dan diberi
MOL tapai, langsung dimasukan ke karung beras.
Setelah penuh dan diikat, karung
dibolong-bolong menggunakan paku besar atau alat lainnya semacam garu tanah.
Lubang-lubang itu untuk melancarkan sirkulasi udara di dalam karung, karena
komposter ini jenis aerob (perlu proses udara).
Karena
di tempat tinggal saya curah hujan cukup tinggi, dan agar hasilnya maksimal,
maka karung itu saya tambah dengan pipa pernafasan dari PVC. Ukurannya 3/4 inchi.
Sebelum
dipasang di bagian bawah karung – yang sirkulasi udaranya sedikit, pipa PVC itu
saya bolongin di bagian permukaannya menggunakan solder listrik. Ada empat (4)
pipa PVC yang saya gunakan, masing-masing sepanjang 25 cm. Pipa-pipa
itu lumayan memberikan “nafas” bantuan ke komposter karung. Dengan cara ini tak
ada lagi alasan biaya, karena bahan bakunya murah meriah.
Bekas karung beras bisa di beli di pasar Rp 1000 per
lembar. Pipa PVC saya manfaatkan dari pipa bekas instalasi air, atau bisa juga
beli potongan di toko material bahan bangunan. Bahan baku kompos dan MOL tapai
ada di sekitar kita.
Mudah,
murah, dan meriah bukan?
KOMPOSTER AEROB TONG BOLONG
1. Organik basah misalnya ; daun tanaman,
rumput-rumputan, potongan sayur, dan sebagainya.
2. Organik olahan yang berasal dari sisa makanan seperti ; nasi, bekas sayuran, sisa roti, sisa masakan, dan semacamnya.
2. Organik olahan yang berasal dari sisa makanan seperti ; nasi, bekas sayuran, sisa roti, sisa masakan, dan semacamnya.
Ada cara menerapkan metode berbeda untuk kedua jenis
bahan organik itu. Untuk bahan organik olahan menggunakan komposter an-aerob (tidak
membutuhkan udara). Sedangkan untuk mengkompos organik basah saya
menggunakan komposter aerob (perlu udara untuk proses kompostingya).
Tong plastik
ukuran besar yang dibolong-bolong di sekujur dinding dan pantat tong. Hasilnya
memuaskan, setelah digunakan selama
sebulan , kompos sudah bisa dipanen, dan siap bikin kompos lagi.
Cara membuatnya mudah sekali :
1. Beli tong plastik ukuran besar minimal 90 liter berikut tutupnya.
2. Buat lubang di permukaan dinding dan pantat
tong. Lubang seukuran pipa 3/4 inchi.
3. Di bagian dasar / pantat
tong dibuat jendela kecil untuk mengeluarkan kompos matang. Sertakan
engsel dan slot pengunci agar jendel gampang dibuka dan ditutup.
Bila slot pengunci kurang kuat, karena volume awal kompos yang cukup
besar, slot dapat diikat dengan kawat.
4. Taruh tong yang sudah
jadi itu sedikit berjarak dengan tanah / lantai, agar sirkulasi udara juga
dapat mengalir dari bawah tong.
Kelebihannya tong ini dapat dipindah-pindah
sesuai keinginan kita. Jauhkan dari sinar matahari dan terpaan hujan. Cukup letakkan di tempat yang
berangin.
Komposter Jerigen
Jerigen bekas minyak goreng
kapasitas 20 liter dibuat komposter cair dan padat. Kaleng cat 5 galon diubah menjadi
komposter mini khusus untuk dapur. Pipa PVC bekas tak luput dipermak menjadi
saluran udara.
Komposter jerigen, selain menampung
sampah organik dapur, bagian bawahnya disediakan ruang untuk menyimpan cairan
hasil fermentasi sampah organik dengan MOL atau EM4.
Jika cairan telah cukup banyak dapat diambil untuk dijadikan pupuk cair atau starter kompos. Sebelum dimasukkan kedalam komposter, bahan organik ditiriskan dahulu. Kemudian jika dalam proses pengomposan masih terlalu basah, dapat ditaburi serbuk gergaji atau sekam.
Maksudnya, jika suatu ketika agak malas memindah sampah dapur ke komposter utama, maka dapat disimpan dahulu di komposter mini. Kucing, tikus, dan serangga pun tak lagi bisa mengorek-orek sampah sisa dapur.
Bagaimana?
Tertarik?
Buat Kompos dari Limbah Rumah
Tangga Yuk
Kayanya hampir
semua orang bilang " Buang sampah ke tempat sampah ". Trus, ketika
petugas kebersihan di perumahan angkut semua sampah atau limbah rumah tangga
yang ada, dibawa kemana kah semuanya ? Yaaa.. mugkin kamu atau orang-orang bisa
jawab " Yah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) lah..". Ok tapi
apa kamu tau, abis dari TPS diangkut kemana lagi tuh sampah sama Dinas
Kebersihan Kota ??
Wuidiiih, kebayang deh misal aja tiap satu rumah buang satu kantung plastik besar sampah trus bergabung sama misal : 100 rumah dalam satu pemukiman dikalikan dengan 10 pemukiman.. Hmm coba bayangin betapa banyaknya tumpukan sampah yang terkumpul. Belum lagi sampah-sampah itu kan isinya yang kotor-kotor..beracun, bau, belum lagi sumber-sumber penyakit pada adu panco disana. Fiuuuh, can you imagine that ?
Terakhir denger kabar kalo salah satu TPU yang ada di salahsatu daerah di Jawa Barat terjadi ledakkan yang ternyata sumbernya dari gas ( apalah itu intinya berbahaya ) yang terbentuk dari timbunan sampah yang lama tertimbun atau kubur sekian lama, beratnya berton-ton yang akibatnya terjadi longsor yang menimpa dan menghancurkan puluhan rumah penduduk yang tinggal disekitarnya ( Oh c'mon..Please deh dah tau itu TPU masih aja tinggal disana *sumber penyakit, bau,dll euuugh....)
Jangan salahin Dinas Kebersihan Kota juga ya kawan.. Soalnya yaaah..kita tau pengetahuan serta teknologi yang negara kita punya untuk pengelolaan limbah masyarakat lebih lanjut untuk didaur ulang. Even, mungkin kalian pastinya tau sudah banyak dari masyarakat or individu yang ada tau dan bisa cara mengolah sampah menjadi barang-barang recycled yang bisa dipakai bahkan dijual lagi yang akhirnya memberikan manfaat positif dan income atau pendapatan pastinya. Gimana kalau kita gabung yuk seperti mereka ?! Seengganya, tips yang aku kasih bisa menjadi manfaat positif untuk kamu yang membaca blog ini ;)
Wuidiiih, kebayang deh misal aja tiap satu rumah buang satu kantung plastik besar sampah trus bergabung sama misal : 100 rumah dalam satu pemukiman dikalikan dengan 10 pemukiman.. Hmm coba bayangin betapa banyaknya tumpukan sampah yang terkumpul. Belum lagi sampah-sampah itu kan isinya yang kotor-kotor..beracun, bau, belum lagi sumber-sumber penyakit pada adu panco disana. Fiuuuh, can you imagine that ?
Terakhir denger kabar kalo salah satu TPU yang ada di salahsatu daerah di Jawa Barat terjadi ledakkan yang ternyata sumbernya dari gas ( apalah itu intinya berbahaya ) yang terbentuk dari timbunan sampah yang lama tertimbun atau kubur sekian lama, beratnya berton-ton yang akibatnya terjadi longsor yang menimpa dan menghancurkan puluhan rumah penduduk yang tinggal disekitarnya ( Oh c'mon..Please deh dah tau itu TPU masih aja tinggal disana *sumber penyakit, bau,dll euuugh....)
Jangan salahin Dinas Kebersihan Kota juga ya kawan.. Soalnya yaaah..kita tau pengetahuan serta teknologi yang negara kita punya untuk pengelolaan limbah masyarakat lebih lanjut untuk didaur ulang. Even, mungkin kalian pastinya tau sudah banyak dari masyarakat or individu yang ada tau dan bisa cara mengolah sampah menjadi barang-barang recycled yang bisa dipakai bahkan dijual lagi yang akhirnya memberikan manfaat positif dan income atau pendapatan pastinya. Gimana kalau kita gabung yuk seperti mereka ?! Seengganya, tips yang aku kasih bisa menjadi manfaat positif untuk kamu yang membaca blog ini ;)
HOW TO START IT ?
- Pilih
sampah organik rumah tangga yang ada. Sampah itu bisa jadi limbah rumah
tangga dan sampah halaman atau taman. Sampah rumah tangga itu ternyata
komposisinya kira-kira 70% nya adalah sampah organik ( fiuuh..banyak juga
toh ). Jadi bahan utama dari pupuk kompos yang bisa kita hasilkan itu
banyak pastinya ( *it's a good news ).Eiiits, ada tapi-nya... Jenis sampah organik
yang bisa diolah jadi pupuk kompos itu ada yang bisa diolah ada yang gak
bisa diolah. Ok, i give you the information.
Sampah
organik yang bisa diolah jadi pupuk kompos itu diantaranya :
- Sampah
sayuran baru
- Sisa nasi
- Sisa
sayuran basi ( tapi harus dicuci dulu sampah bersih ya, dibuang airnya
sampai kering )
- Sisa ayam, ikan, dan kulit telur
- Sampah buah dan kulit buah, tapi khusus yang
kulitnya duren atau salak jangan pernah dimasukin!!LOL
Sampah organik yang gak bisa diolah jadi
pupuk kompos diantaranya :
- Biji-bijian yang utuh dan keras, misalnya :
alpukat, salak, duren (*durian) dll
- Buah-buahan utuh yang mengandung banyak unsur air
didalamnya, misalnya : jeruk, semangka, melon.
- Sisa protein daging ayam, sapi, ikan..soalnya
nanti bisa tumbuh belatung trus juga baunya kan gak nahan kalo disimpen
kelamaan.
- Lalu, semua sampah organik yang bisa didaur ulang
itu dicacah atau dipotong kecil-kecil bisa juga dipotong kecil-kecil trus
dimasukin deh ke kotak yang namanya kotak Tatakura. Skema dari
keranjang Tatakura ada dibawah buatnya gampang banget! ;). Oh iya, untuk
menstimulasi atau membantu pembentukan sampah organik yang ada, jangan
lupa masukin juga kompos yang lama (*ada kok ditempat orang-orang jualan
tanaman).
Skema cara buat
Keranjang Tatakura.
Keranjang
Tatakura itu pertama diperkenalkan oleh Mr. Koji Takamura dari Jepang yang
sering disebut dengan ” TAKAMURA HOME METHOD” atau biasanya disebut “keranjang Takamura“.
Hasil dari cara ini akan menghasilkan sampah yang tidak menyebabkan pencemaran,
baik pencemaran bau atau keracunan tanah sehingga aman bisa digunakan untuk
kompos yang ramah lingkungan.
Istimewanya, kompos yang dihasilkan ini bisa dipake kapan aja dan terserah berapa banyak untuk mupuk tanaman kita dirumah, dihalaman atau lingkungan sekitar tempat kita tinggal...Udah deh, simpel banget kan ! :D
TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)
DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
Sarana dan Prasarana Pengelolaan sampah berbasis 3R
Pada dasarnya Teknologi Tepat Guna adalah
teknologi yang memberikan tingkat pelayanan yang paling dapat diterima secara
teknis, sosial dan lingkungan dengan tingkat biaya yang paling murah. Namun
mengingat kondisi setempat, adakalanya diperlukan teknologi yang tidak murah
bila memang sesuai dengan kondisi setempat.
Persyaratan teknologi tepat guna adalah:- dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat;
- merupakan hasil rekayasa
praktis yang mudah diterapkan;
- efektif
dan efisien;
- ekonomis
dan pemeliharaannya mudah;
- memanfaatkan
sumber daya yang ada;
- mudah
dioperasikan oleh pemakai;
- dibuat
sesuai kebutuhan;
- mudah
dikembangkan
- Pengomposan sampah organik dapur (sampah basah) dengan
komposter rumah tangga secara individual atau komunal,yang tertanam
maupun tidak tertanam, dengan komposter pot, komposter karung
- Pengomposan Sampah organik rumah tangga dengan pengembangbiakan
cacing tanah
- Pengomposan skala lingkungan
- Daurulang
sampah plastik lembaran(kresek)- peletasi
Komposter rumah tangga adalah prasarana yang digunakan untuk mengolah sampah dapur menjadi
kompos. Sampah organik dapur adalah sampah organik yang
dihasilkan dari dapur antara lain sisa makanan dan sisa sayuran. Prinsip kerja
pembusukan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme dari sampah itu
sendiri.
Tipe komposter : komposter
tanam dan komposter yang tidak ditanam (Tipe Ayun)
Komposter Tanam
Penyiapan lahan dan 2 buah komposter
Tanah digali dengan diameter bawah 90 cm dan diameter atas 140 cm.
Komposter diletakkan di tengah galian, Di dasar galian, di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setinggi 10 cm.
Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal. Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm di bawah lubang pemasukan sampah
Keterangan:
- Siapkan lahan untuk penanaman komposter pada lokasi yang
memungkinkan yaitu lokasi yang tersedia untuk pemasangan 2 buah komposter
yang akan dioperasikan secara bergantian, terhindar dari curahan hujan
yang secara langsung dapat masuk ke dalam komposter dan jarak komposter ke
sumber air tanah dangkal minimal 10 m untuk menghindari pencemaran.
- Gali tanah, dengan ukuran dan kedalaman galian sesuai dengan
model dalam Petunjuk
Teknis Spesifikasi Komposter Rumah Tangga Individual dan Komunal.
Dasar komposter berada
minimal 30 cm di atas muka air tanah. Muka air tanah dapat ditentukan
berdasarkan muka air sumur di daerah sekitarnya pada musim kemarau.
- Letakkan
komposter di tengah galian tanah. Di dasar galian di pinggir dan di dalam
komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setebal 10 cm.
- Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun
dengan tanah asal.
- Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm di bawah
lubang pemasukan sampah.
Cara Pengoperasian
Penyiapan Sampah Dapur
Siapkan sampah organik/ sampah basah yang sudah dipilah dalam wadah sampah organik atau pada kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujungnya di dalam ember, tiriskan air yang terkandung pada sampah.
Pemasukan Sampah
- Masukkan
sampah yang sudah ditiriskan ke dalam komposter pertama (tanpa kantong
plastik) dan ratakan.
- Lakukan
pemasukan sampah secara rutin setiap hari sampai komposter penuh
- Hentikan
pemasukan sampah dapur pada komposter pertama yang telah penuh, ganti
pemasukan sampah ke komposter kedua.
Gambar Model-model
Komposter Tanam Individual
Komposter Ayun
Komposter ayun ini merupakan komposter yang tidak
ditanam mengolah sampah organik rumah tangga yang berupa sisa-sisa
makanan melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong bekas dengan
pengoperasian secara diayun. Kapasitas: 30 liter untuk 2- 3 bulan dan 60
liter untuk 4-6 bulan. Satu rumah tangga membutuhkan 2 komposter putar,
digunakan secara bergantian.Wadah penampungan air sampah diletakkan dibawah
komposter ayun.
Pengoperasian- Masukkan kompos atau serbuk
gergaji sebagai starter
- Masukkan sampah dapur ke dalam
komposter putar dan ditutup
- Putar kompster diputar 5-10
kali untuk pencampuran dengan mikroorganisme
- Lakukan
tiap hari sampai komposter penuh
- Air sampah
yang tertampung dapat digunakan sebagai pupuk tanaman
- Diamkan
kompos putar yang sudah penuh selama 1 bulan
- Keluarkan
kompos dan diangin-anginkan
- Kompos dapat digunakan
Gambar Komposter Ayun
Komposter Gentong
Gentong dari tanah liat ini dapat dijadikan
komposter karena sirkulasi udara yang cukup dan juga kelembabannya. Pembalikan
dan pengadukan juga tetap perlu dilakukan.
Gambar Komposter dari Gentong
Komposter Aerob
/Komposter Vent
Menggunakan
tong plastik berukuran 120 Liter yang dilengkapi pipa vertikal dan horisontal
agar proses berlangsung secara aerob (dengan udara). Salah satu pengguna
komposter jenis ini adalah masyarakat di Jambangan, Surabaya.
Gambar Komposter Vent
TAKAKURA
Metoda
ini menggunakan keranjang berlubang. Caranya: sampah organic dicampurkan dengan
mikroorganisme padat dari campuran bekatul, sekam padi, pupuk kompos, dan air.
Kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan ditutup dengan keset dari sabut kelapa.
Penemu metoda Pengelolaan sampah skala RT
sistem aerob, membutuhkan aliran udara untuk memaksimalkan fungsi bakteri,
metoda ini ditemukan oleh Prof Koji Takakura dari JPEC Jepang.
Gambar Alat dan bahan untuk komposter Takakura
Fungsi alat dan bahan:- Agar proses aerob berlangsung
dengan baik, pilihlah keranjang yang berlubang, dan lapisi dengan kardus. Fungsi
kardus adalah:
- membatasi
gangguan serangga,
- mengatur
kelembaban, dan
- berpori-pori, sehingga dapat
menyerap serta membuang udara & air.
- Letakkan bantal sekam di bawah
dan di atas keranjang. Fungsi bantal sekam adalah:
- sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat
pembusukan sampah organik,
- karena
berrongga besar, maka bantal sekam dapat segera menyerap air dan bau
sampah,dan
- sifat
sekam yang kering akan memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang
akan menjadi kompos.
- Media kompos
jadi yang berasal dari sampah rumah tangga diisikan
1 / 2 sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru. - Pilih kain
penutup yang serat atau berpori besar. Tutupkan kain di atas bantal sekam,
agar lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang, serta mencegah
metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat, karena lalat tidak
dapat keluar dan mati di dalam keranjang.
- Tutup
keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator
(kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar
masuk.
- Hindarkan dari hujan (taruh di
tempat teduh)
- Sampah yang dimasukkan berumur
maksimal 1 hari
- Sampah yang dalam ukuran besar
harap dicacah dahulu
- Cuci kain
penutup satu minggu sekali
- Bila
kompos kering, cipratkan air bersih, sambil diaduk
- Bila sudah lapuk, kardus harus diganti agar tidak robek dan
menyebabkan lalat/serangga masuk
- Bila keranjang
penuh, diamkan selama 2-4 minggu agar kompos benar benar matang. Sementara
itu, gunakan keranjang lain untuk memulai proses pembuatan kompos yang
baru.
- Setelah
matang, kompos dikeluarkan dari keranjang, diangin-anginkan dan kemudian
diayak. Bagian yang halus dapat dijual/ diberikan ke tanaman, sedangkan
bagian yang kasar dapat digunakan sebagai ’starter’ awal proses komposting
berikutnya.
Gambar Langkah langkah membuat kompos dengan keranjang
Takakura
Pengembangan Takakura dengan berbagai bahan
antara lain Bambu disebut Bambookura, dan Kardus (Doskura) dan Ember.
Gambar Takakura dikembangkan
dari bahan bambu (Bambokura)
Doskura menggunakan kardus sebagai pengganti
keranjang. Cukup kardus yang dilapisi dengan gelangsing dan diberi aktivator
(kompos), doskura dapat juga mengubah sampah menjadi kompos. Hanya saja, karena
kardus mudah lapuk maka kardus harus diganti secara kontinyu setiap 6-8 minggu
sekali. Untuk memperpanjang umur kardus, sebaiknya kardus tidak diletakkan
langsung di lantai namun diberi alas berupa kayu atau triple.
Gambar Takakura dikembangkan
dari bahan kardus (Doskura)
Ember bekas cat seperti ini dapat dijadikan
komposter sederhana dengan memberi lubang yang cukup untuk aerasi. Mirip dengan Takakura, digunakan
bantal sekam dan kardus untuk mengontrol kelembaban dan mengurangi bau. Komposter
model ini digunakan di Penjaringan, Jakarta Utara.
Gambar Ember berlubang sebagai Takakura
Komposter
Komunal
Komposter
dan Takakura dapat dibuat komunal dari bahan plastic, kayu, pasangan bata
sebagaimana dilihat pada gambar berikut. Metoda ini menggunakan konstruksi
sederhana pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai pintu
untuk ruang pengomposan. Cara ini digunakan di Kebun Karinda Lebak
Bulus, Jakarta.
Gambar Komposter Tanam komunal (10 KK)
Gambar Takakura susun dan komposter kotak.
1 komentar:
mantap..infonya..