BAB I
PENDAHULUAN
Mesin perkakas pada umumnya
di buat dari 2 komponen atau lebih. Komponen. Komponen ini, meskipun fungsinya
berbeda – beda dalam macam mesin seperti bangku bubut (lathe), fris, ketam
(shaper), dan lain – lain tetapi mempunyai karakteristik umum.
Disebabkan kebutuhan untuk
jenis tertentu dari mesin pelepas logam, maka bangku bubut, fris, ketam, dan
sejenisnya telah dikembangkan dan diproduksi dalam jumlah besar. Yang telah
diproduksi besar – besaran seperti mesin perkakas khusus terdiri dari beberapa
elemen dasar.Persyaratan yang penting untuk mesin perkakas termasuk persyaratan
fungsional dan kekakuan, bentuk, kemudahan didekati operator dan bagian (part),
kemudahan mengeluarkan serpihan, dan keselamatan. Dalam persyaratan daya guna
dari mesin perkakas, diperlukan kekakuan statis dan dinamis untuk ketepatan dan
ketelitian. Kemantapan struktur diperlukan untuk mencegah getaran. Struktur
mesin pada awalnya adalah sebuah sandaran peluncur. Model ini, yang merupakan
sebuah tiruan dari aslinya, digerakkan dengan engkol tangan.
1.1. Eleman Dasar dari Mesin Perkakas
A. Rangka Mesin
1. Struktur
a. Dasar
b. Bangku
c. Kolom
d. Kepala
tetap
e. Meja
f. Peluncur
silam
2. Bahan
a. Besi
cor kelabu atau baja
b. Baja
dilas
B.
Penggerak
L Listrik
a. Motor
arus tukar
(1) Puli
kerucut bertingkat
(2) Kepala
beroda gigi
(3) Motot
kecepatan variable
b. Motor
arus searah – konverter statis
2. - Hidrolis
3 - Mekanis
4 - Pnumatis
C.
Peralatan Pemegang Benda Kerja
1. Benda
kerja berputar
a. Diantara
pusat
b. Madril
c. Plat
penyetel
d. Pencekam
e. Leher
f. Arbor
g. Peralatan
khusus
2. Perkakas
benda kerja ulak – alik (reciprocating)
a. Ragum
b. Celah
– T
c. Pencekam
magnetis
(1) Magnet
tetap
(2) Arus
searah
D.
Peralatan Pelayanan Benda Kerja
E. Metode
Pengendalian
1 - Dengan
tangan
2 - Mekanis
atau hidrolis
3 - Gerakan
nok
4 - Daur
pemilih waktu
5 - Pengendali
numeris
BAB
II
MESIN
GERINDA
Mesin gerinda (Gambar 2-1) adalah sebuah
mesin pengasah untuk mempertajam alat-alat potong, misalnya pahat tangan,
pahatbubut, pahat sekerap, mata bor dan sebagainya.
Gambar
2.1. Mesin Gerinda.
Mesin gerinda terdiri dari
dua buah batu gerinda, pada umumnya yang satu halus dan lainnya kasar.
Pengikatan batu gerinda dilakukanpada porosnya dimana ulir pengikatnya adalah
ulir kiri dengan sebuahflens, pengikatan tidak boleh terlalu kuat agar batu
gerinda tidakpecah, biasanya diperlukan bos (bush) untuk menahan antara
batugerinda dengan porosnya.
Pada mesin gerinda terdapat
tempat dudukan benda kerja dantempat air pendingin. Tempat dudukan benda kerja
dapat disetelposisinya sesuai dengan ketepatan posisi dan jarak dengan
batugerinda, dimana jarak dengan batu gerinda diatur kurang lebih 1-2 mm. Untuk air pendingin tidak disarankan
menggunakan campuran olipendingin (dromus), karena dengan menambah oli
pendingin bila air pendingin
mengenai tangan akan membuat licin pada saat menggerinda.
2.1
Roda gerinda
Roda gerinda terdiri dari abrasive
(butiran pemotong) dan bond (perekat) yang dibuat dengan cara
pemanasan pada dapur listrik sampai temperatur tertentu kemudian dikempa dalam
bentuk cetakan yang diinginkan. Roda gerinda digunakan untuk pekerjaan
finishing,
mengasah pisau atau untuk jenis
pekerjaan lain yang tidak bias dikerjakan secara pemesinan.
2.2 Tingkat kekerasan roda gerinda
Yang dimaksud dengan tingkat
kekerasan batu gerinda adalah kemampuan perekat untuk mengikat butiran pemotong
dalammelawan pelepasan butiran akibat adanya tekanan pemotongan (Gambar 2.2).
Gambar 2.2.
Proses
pelepasan butiran pemotong
Dalam penggunaannya, tingkat kekerasan batu
gerinda harus disesuiakan dengan jenis bahan yang akan digerinda agar dapat
melakukan pemotongan dan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini
diuraiakan tingkat kekerasan roda gerinda yaitu :
a.
Roda gerinda lunak
Roda gerinda lunak (Gambar 2.3) memiliki prosentase perekat sedikit,
sehingga memiliki sifat mudah untuk melepaskan butiran dibawah tekanan
pemotongan tertentu. Penggunannya untuk menggerinda material yang keras.
Gambar 2.3. Roda gerinda lunak
b.
Roda gerinda keras.
Roda gerinda keras (Gambar 2.4) memiliki prosentase jumlah perekat besar.
Sehingga memilki sifat sulit untuk melepaskan butiran pada tekanan pemotongan
tertentu. Penggunannya untuk menggerinda material yang lunak.
Gambar 2.4. Roda gerinda keras
Tingat kekerasan batu gerinda selain
ditentukan oleh jumlah perekat, juga ditentukan oleh jenis perekat yang
digunakan. Tabel 1 memperlihatkan tingkat kekerasan batu gerinda berdasarkan
jenis perekat dan penggunaannya.
Mata bor pilin dengan spiral besar (Gambar 3.5), sudut
penyayat 80° digunakan untuk mengebor batu pualam/marmer, batu tulis, fiber,
ebonit dan sebagainya.
BAB III
MESIN
BOR
3.1
Mata bor (Twist drill)
Mata bor adalah suatu alat
pembuat lubang atau alur. Mata bor diklasifikasikan menurut ukuran, satuan
ukuran, simbol-simbol ukuran,bahan dan penggunaannya. Menurut satuan ukuran,
bor dinyatakan dalam mm dan inchi dengan kenaikan bertambah 0,5 mm, misalnya Æ5; Æ5,5; Æ6; Æ6,5; Æ7 atau
dalam inchi dengan pecahan, misalnya Æ1/16”; Æ 3/32”; Æ1/8”; Æ5/32”; Æ3/16” dan seterusnya, atau bertanda dengan huruf A ÷ Z.
3.1.1
Bagian-bagian mata bor
Nama-nama bagian dari mata
bor dapat dilihat Gambar 3.1.
Sedangkan gambar 68 adalah mata bor pilin dengan sudut puncak 118° dan kisar sedang digunakan
untuk mengebor logam fero, besi tuang, baja tuang dan besi tempa.
Gambar 3.1. Bagian mata-mata bor
Keterangan:
1. tepi/mata potong
2. kepala
3. bibir pengait
4. titik mati
5. tepi/kelonggaran
6. garis tengah
7. bagian sudut potong
8. sudut potong
9. saluran tatal
10. badan
11. mata/puncak
12. sudut bibir ruang antara.
Gambar 3.2.
Mata bor
pilin kisar sedang.
3.1.2 Macam-macam mata bor
Selain mata bor pilin kisar
sedang, jenis mata bor pilin lainnya adalah :
a. Mata bor pilin dengan spiral
kecil
Mata bor pilin dengan spiral
kecil (Gambar 3.3), sudut penyayatnya 130° digunakan untuk mengebor aluminium, tembaga, timah, seng dan
timbel.
Gambar 3.3. Bor pilin spiral kecil
b. Mata bor pilin spiral besar sudut penyayat 130°,
Bor pilin dengan spiral besar
(Gambar 3.4), sudut penyayat 130° digunakan untuk mengebor kuningan dan perunggu.
Gambar
3.4. Bor pilin kisar besar.
c. Mata bor pilin spiral besar sudut penyayat 80°
Gambar 3.5.
Bor pilin
kisar besar sudut sayat kecil.
d. Mata bor pilin spiral besar sudut penyayat 30°
Mata bor pilin dengan spiral
besar (Gambar 3.6), sudut penyayat 30° digunakan untuk mengebor jenis bahan karet yang keras (karet –
karet bantalan).
Gambar 3.6. Bor pilin kisar besar sudut
lancip.
168
3.1.3. Macam-macam mata bor pembenam
Selain jenis mata bor untuk
mengebor lubang, juga termasuk jenis bor yaitu bor pembenam (counterbor).
Mata bor pembenam (Gambar 3.7.a) ini digunakan untuk membuat lubang versing kepala sekrup bentuk
tirus, Gambar 3.7.a dan b untuk lubang baut terbenam kepala lurus dan menyiku digunakan
mata bor pembenam Gambar 3. c.
Gambar 3-7. Bor pembenam
Jenis mata bor pembenam lainnya
juga dapat dilihat pada Gambar 3-8, dengan kegunaan yang sama seperti pada Gambar 3-7.
Gambar 3.8
Bentuk kepala mata bor
Bentuk kepala mata bor (Gambar 3.9) ada beberapa macam,tetapi jenis yang banyak
digunakan adalah bentuk lurus dan bentuk tirus.
Gambar 3.9. Bentuk kepala mata bor
a. kepala segi empat pipih tirus (bit-shank)
b.
kepala lurus (strightshank)
c.
kepala tirus (taperedshank)
d. kepala segi empat tirus (ratchet-shank).
3.1.5
Sudut mata bor
1. Tombol
2. Tuas penekan
3. Tuas pengikat
4. Alas mesin bor
5. Meja mesin bor
6. Penjepit bor
7. Pengaman
8. Mur penyetel
9. Rumah sabuk kecepatan
Gambar 3.14. Mesin bor bangku
1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
4. Meja mesin bor
5. Tiang
6. Landasan/bantalan
Gambar 3.15. Mesin bor tiang
Untuk pekerjaan pengeboran diluar
bengkel atau pekerjaan yang diperlukan keluwesan dengan bahan yang tetap (tidak
berubah) dapat digunakan bor pistol (Gambar 3.15) atau bor dada
(Gambar 3.16 dan 3.17).Bor pistol digerakkan oleh motor listrik sedangkan bor dada digerakkan secara manual dan
biasanya menggunakan mata bor paling besar 10 mm.
Gambar 3.16. Bor pistol
Gambar 3.17.
Bor dada mekanik
terbuka
Gambar 3.18.
Bor dada mekanik
tertutup
Keterangan:
1.
Badan
2.
Tangkai pemegang
3.
Pemegang/penjepit bor
4.
Pelat bantalan dada
5.
Tangkai pemutar
3.2.2
Kecepatan putaran mata bor
Kemampuan sayat mata bor
dipengaruhi oleh jenis bahan dan ukuran diameter serta jenis bahan yang dibor.
Kemampuan ini dapat kita peroleh secara efisien dengan cara mengatur kecepatan
putaran pada mesin berdasarkan hasil perhitungan jumlah putaran dalam satu
menit atau Revolution Per Menit
(RPM). Kecepatan putaran mata bor dapat dihitung dengan rumus :
N = -----------
Di mana :
N = Kecepatan putaran mesin dalam
satuan putaran/menit (rpm)
Cs = Cutting speed (kecepatan
potong) dalam satuan m/menit
D = Diameter mata bor dalam
satuan mm
1000 = Konversi dari satuan meter
pada Cs ke milimeter
Cutting Speed (Cs) untuk setiap jenis bahan sudah dibakukan berdasarkan jenis
bahan alat potong. Tabel 4 memperlihatkan cutting speed untuk mata bor.
Tabel 4. Cutting Speed untuk mata bor
JENIS BAHAN
|
CARBIDE DRILLS METER/MENIT
|
HSS DRILLS METER/MENIT
|
Alumunium dan paduannya
|
200-300
|
80-150
|
Kuningan
dan bronze
|
200-300
|
80-150
|
Bronze
liat
|
70-100
|
30-50
|
Besi
tuang lunak
|
100-150
|
40-75
|
Besi
tuang sedang
|
70-100
|
30-50
|
Tembaga
|
60-100
|
25-50
|
Besi
tempa
|
80-90
|
30-45
|
Magnesium
dan paduannya
|
250-400
|
100-200
|
Monel
|
40-50
|
15-25
|
Baja
mesin
|
80-100
|
30-55
|
Baja
lunak
|
60-70
|
25-35
|
Baja
alat
|
50-60
|
20-30
|
Baja
tempa
|
50-60
|
20-30
|
Baja
dan paduannya
|
50-70
|
20-35
|
Stainless
steel
|
60-70
|
25-35
|
Contoh 1 :
Berapa kecepatan putaran (n) mata
bor diameter 10 untuk mengebor baja lunak (St.37).
Jawab : Dari tabel 3, CS untuk
baja lunak (St.37) pada kolom HSS adalah 25 s.d 35 m/menit. Jika CS diambil 30
m/menit, maka :
N = 30. 1000/
. 10 = 954 rpm
Contoh 2 :
Berapa kecepatan putaran (n) mata
bor diameter 10 untuk mengebor baja alat ?
Jawab : Dari tabel 3, CS untuk
baja alat pada kolom HSS adalah 20 –30 m/menit. Jika CS diambil 25 m/menit,
maka:
N = 25. 1000/
. 10 = 795 rpm
Dari kedua contoh di atas, dapat
kita simpulkan bahwa diameter mata bor yang sama jika digunakan untuk jenis
bahan yang berbeda maka kecepatan putarannya pun berbeda. Semakin keras bahan
yang dikerjakan, semakin rendah putarannya. Demikian pula halnya dengan
diameter mata bor yang berbeda digunakan untuk jenis bahan benda kerja yang
sama, maka kecepatan putarannya pun berbeda. Semakin kecil diameter mata bor,
semakin tinggi kecepatan putarannya. Selain kecepatan putaran, kecepatan
pemakanan pun harus diperhatikan agar tidak terjadi beban lebih. Berikut ini
tabel kecepatan pemakanan pengeboran untuk berbagai diameter.1
Table
5. Kecepatan pemakanan (feeding)
DIAMETER MATA BOR DALAM mm
|
KECEPATAN PEMAKANAN mm/ putaran
|
Hingga
3
|
0,025
sd 0,05
|
3
sd 6
|
0,05
sd 0,1
|
6,5
sd 8,5
|
0,1
sd 0,2
|
8,5
sd 25
|
0,2
sd 0,4
|
Lebih
dari 25
|
0,4
sd 0,6
|
3.2.3
Langkah pengeboran
Pengeboran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
pekerjaan.Untuk pekerjaan yang presisi, awal pengeboran dimulai dengan senter
bor. Selain itu untuk diameter lubang yang besar, pengeboran dilaksanakan
secara bertahap, mulai dari diameter kecil hingga
diameter besar.
Contoh: Pengeboran diameter lubang 20 mm,
pengeboran awal bisa dimulai dengan mata bor diameter 10 kemudian 15 dan
terakhir 20mm.Di samping pengeboran secara bertahap, penjepitan benda kerja
untuk pengeboran lubang besar harus kuat.Bentuk benda kerja yang dibor tentunya
bervariasi demikian pula dengan posisi lubang pada benda kerja.
BAB IV
RAGUM
Berdasarkan gerakannya ragum di bagi menjadi
3 jenis yaitu:
1.
Ragum biasa
2.
Ragum berputar
3.
Ragum universal
4.1
Ragum biasa
Ragum biasa digunakan untuk menjepit benda kerja yang
bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk bidang datar saja.
Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi benda kerja .
Bila sudah sesuai baru kemudian diikat kuat dengan mur baut ke meja . Adanya
ikatan ini diharapkan benda kerja tidak akan mengalami perubahan posisi saat
dikerjakan dengan mesin. Adapun gambar ragum biasa dapat dilihat di bawah ini.
Gambar
4.1.
Ragum biasa
4.2 Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk
menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk
ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi
pada bagian bawahnya terdapat alas yang dapat
diputar hingga sudut 360°. Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin secara horizontal yang diikat dengan
mur baut dengan kuat. Bagian tengahnya
terdapat skala nonius yang dapat digunakan
untuk menentukan sudut putaran yang dikehendaki.
Gambar 4.2. Ragum putar
4.2 . Ragum
universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu
perputaran, sehingga dapat diatur letaknya baik secara horizontal maupun
vertikal. Ragum universal dapat mengatur sudut benda kerja yang akan
dikerjakan dalam berbagai posisi. Sehingga pengerjaan benda kerja dapat dari
arah vertikal maupun horizontal.
Gambar 4.3. Ragum universal
Pemasangan ragum pada meja
mesin frais langkah-langkahnyayang hampir sama untuk semua jenis ragum. Adapun
langkahlangkahnya sebagai berikut.:
• Periksalah ragum dalam
kondisi baik dan bersih.
• Usahakan pemasangan ragum
berada di tengah-tengah benda kerja, hal ini bertujuan untuk mendapatkan
keleluasaan kerja.
• Luruskan lubang baut pengikat
agar bertepatan dengan alur meja mesin, selanjutnya kerasi baut-baut
pengikat.Sebelum baut-baut terikat dengan kuat, pastikan bahwa bibir ragum
benar-benar sejajar dengan pergerakan meja. Untuk mengecek kesejajaran ragum
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan dial indikator dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
• Ikatlah ragum dengan baut
pengunci dan ingat pengikatanya jangan terlalu keras (sebelum kedudukan ragum
benar-benar sejajar).
• Siapkan batang/balok pengetes
dan dial indicator stand magnitnya untuk setting kesejajaran ragum. Selanjutnya
pasang balok pengetes pada ragum dan stand magnit pada kolom mesin.
• Kenakan ujung penggerak jarum
(sensor) pada sisi batang pengetes.
• Gerakan/geser meja mesin
searah dengan sisi batang/balok pengetes yang sudah terpasang pada ragum dan
lihat selisih berapa mm pergerakan sepanjang batang pengetes.
• Pukulah ragum dengan palu
lunak sedikit demi sedikit hingga jarum indicator bergerak separuh dari selisih
pergerakan sepanjang batang pengetes.
• Geser meja berlawanan arah
dengan pergerakan awal. Bila jarum indikator masih bergerak dengan demikian
ragum belum sejajar.
• Ulangi lagi dengan cara yang
sama hingga jarum indicator tidakbergerak lagi, dengan demikian ragum sudah
sejajar dengan pergerakan meja mesin.
• Kencangkan kedua baut
pengikat ragum secara bergantian dan bertahap hingga baut benar-benar kencang.
Ingat dalam mengencangkan baut ragum jangan sampai merubah posisi dari ragum
tersebut.
BAB V
MESIN SKRAP
Mesin Sekrap (shaping machine) disebut
pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan
bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dll., pada posisi mendatar, tegak,
ataupun miring. Mesin Sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama
lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal. Prinsip pengerjaan pada
Mesin Sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong dalam keadaan diam
(dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau maju mundur
melakukan penyayatan.
Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat
diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt).
Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke
roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur
dan dipasang engkol melalui tap. Jika roda
gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju
mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah
dan berarti pula panjang langkah berubah. Mekanisme ini dapat dilihat pada
Gambar 5.4
5.1 Mesin Sekrap dan Jenis-jenisnya
5.1.1 Jenis-jenis Mesin Sekrap
Mesin Sekrap adalah mesin yang relatif
sederhana. Biasanya digunakan dalam ruang alat atau untuk mengerjakan benda kerja
yang jumlahnya satu atau dua buah untuk prototype (benda contoh). Pahat
yang digunakan sama dengan pahat bubut. Proses sekrap tidak terlalu memerlukan
perhatian/ konsentrasi bagi operatornya ketika melakukan penyayatan. Mesin
Sekrap yang sering digunakan adalah Mesin Sekrap horizontal. Selain itu, ada
Mesin Sekrap vertical yang biasanya dinamakan mesin slotting/slotter. Proses
sekrap ada dua macam yaitu proses
sekrap (shaper) dan planner. Proses sekrap dilakukan untuk benda
kerja yang relatif kecil, sedang proses planner untuk benda kerja yang
besar.
Mesin Sekrap datar atau horizontal (shaper)
Mesin jenis ini umum
dan pekerjaan serbaguna
terdiri atas rangka
dasar dan rangka yang
mendukung lengan
horizontal (lihat Gambar
5.1).
Benda kerja
didukung pada rel silang
sehingga memungkinkan
benda kerja
untuk digerakkan ke
arah menyilang atau
vertical dengan tangan
atau penggerak daya.
Gambar 5.1. Mesin Sekrap datar atau horizontal (shaper).
Mesin Sekrap vertical (slotter)
Mesin Sekrap jenis ini
digunakan untuk pemotongan
dalam, menyerut dan bersudut
serta untuk pengerjaan
permukaan-permukaan yang
sukar dijangkau.
Gambar 5.2. Mesin
Sekrap vertical(slotter)
Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk
operasi yang memerlukan pemotongan vertical (Gambar 5.2). Gerakan pahat dari mesin ini naik turun
secara vertical, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan
melintang.Mesin jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin
ini bisa dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang samabesar.
Mesin Sekrap eretan (planner)
untuk menger-jakan benda
kerja yang panjang dan besar
(berat). Benda kerja dipasang
pada eretan yang melakukan
gerak bolak-balik, sedangkan
pahat membuat gerakan
ingsutan dan gerak
penyetelan. Lebar benda
ditentukan oleh jarak antar
tiang-tiang mesin. Panjang
langkah mesin jenis ini ada
yang mencapai 200 sampai 1000 mm.
Gambar 5.3. Mesin Sekrap eretan(planner).
5.2. Mekanisme Kerja Mesin Sekrap
Mekanisme yang mengendalikan Mesin Sekrap ada
dua macam yaitu mekanik dan hidrolik. Pada mekanisme mekanik digunakan crank
mechanism (Gambar 5.4.).
Pada mekanisme ini
roda gigi utama (bull gear) digerakkan
oleh sebuah pinion yang disambung pada poros motor listrik melalui gear box dengan
empat, delapan, atau lebih variasi kecepatan. RPM dari roda gigi utama tersebut
menjadi langkah per menit (strokes per minute, SPM).
Gambar skematik mekanisme dengan sistem
hidrolik dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Mesin dengan mekanisme sistem hidrolik kecepatan sayatnya dapat diukur tanpa
bertingkat, tetap sama sepanjang langkahnya. Pada tiap saat dari langkah kerja,
langkahnya dapat dibalikkan sehingga jika mesin macet lengannya dapat ditarik
kembali. Kerugiannya yaitu penyetelen panjang langkah tidak teliti.
5.3. Nama Bagian Mesin Sekrap
5.3.1
Bagian utama mesin (lihat Gambar 5.5.)
Badan
mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik
penggerak dan tuas pengatur (Gambar 5.5.).
Meja
mesin
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda
kerja atau penjepit benda kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan
lintang dan eretan tegak. Eretan
lintang dapat diatur otomatis (Gambar 5.5.).
Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju
mundur. Lengan diikat dengan engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan
lengan di atas badan dan dijepit pelindung lengan agar gerakannya lurus (Gambar
5.5).
Eretan
pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan
pahat.Dengan memutar roda pemutar maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan
pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan pahat terpasang di bagian ujung
lengan dengan ditumpu oleh dua buah mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan
untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca
pada pengukur sudut eretan (Gambar 5.5).
Pengatur
kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah
langkah lengan mesin per menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat.
Pengaturan harus pada saat mesin berhenti (Gambar 5.5.).
Tuas
panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah
pahatatau lengan sesuai panjang benda yang disekrap.Pengaturan dengan memutar
tap ke arah kanan atau kiri (Gambar 5.5.).
Tuas
posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan
berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat
dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan (Gambar 5.5.).
Tuas
pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan
panjang engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan.
lurus meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
5.3.2 Alat potong
1) Prinsip dasar pemotongan
Pahat bergerak maju mundur,
benda kerja bergerak ke arah
melintang. Pemotongan hanya
pada saat langkah mundur benda
kerja
bergeser (Gambar 5.6.)
.
Gambar 5.6. Prinsippemotongan
Gambar 5.4. Mekanisme
Mesin Sekrap.